KEWIRAUSAHAAN
DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR)
Keutamaan Kewirausahaan
Tidak ada bangsa yang sejahtera dan dihargai bangsa lain tanpa
kemajuan ekonomi. Kemajuan ekonomi akan dapat dicapai jika ada spirit
kewirausahaan, yang kuat dari warga bangsanya. China adalah contoh konkret dan
paling dekat. Setelah menggelar pesta akbar Olimpiade 2008 yang mencengangkan
banyak orang beberapa waktu lalu, mereka kembali membuat dunia berdecak dengan
kesuksesan astronotnya berjalan-jalan di angkasa luar. Dan kini, dunia
menantikan China turun tangan membantu mengatasi krisis keuangan global. Tanpa
kemajuan ekonomi, tentu semua itu tak mungkin dilakukan China. Salah satu
faktor kemajuan ekonomi China adalah semangat kewirausahaan masyarakatnya, yang
didukung penuh pemerintahnya. Menurut McClelland (2000), salah satu faktor yang
menyebabkan sebuah negara menjadi maju adalah ketika jumlah wirausahawan yang
terdapat di negara tersebut berjumlah 2% dari populasi penduduknya. Saat ini,
jumlah wirausaha yang terdapat di Indonesia mencapai 400 ribu jiwa atau kurang
dari 1% populasi penduduk Indonesia yang berkisar 200 juta jiwa. Kondisi ini
sangat berbanding terbalik dengan yang terjadi di Amerika Serikat misalnya yang
memiliki jumlah wirausaha sebesar 11,5% dari populasi penduduknya atau negara
tetangga yaitu Singapura dengan 7,2% warganya bekerja sebagari wirausaha.
Efeknya tidak mengherankan bila kedua negara tersebut menjadi salah satu negara
dengan perkembangan ekonomi termaju di dunia.
Jika melihat jumlah kebutuhan wirausaha baru untuk memposisikan
Indonesia sebagai negara maju, setidaknya masih butuh waktu 25 tahun lagi untuk
mencapainya (Rukka,2011). Estimasi waktu yang cukup lama tersebut menuntut
perlu segera diupayakan langkah-langkah agar jumlah wirausaha baru dapat
bertambah dengan waktu pencapaian yang relatif singkat. Salah satu langkah yang
dapat dilakukan adalah dengan penciptaan wirausaha baru yang berasal dari
lulusan perguruan tinggi. Penciptaan lulusan perguruan tinggi yang menjadi
seorang wirausahawan tidak serta merta mudah untuk dilaksanakan. Berdasarkan
bukti empiris di lapangan, terdapat kecenderungan bahwa lulusan perguruan
tinggi lebih senang memilih bekerja dengan tingkat kenyamanan/keamanan serta kemapanan
dalam waktu yang singkat. Hal tersebut terbutkindengan membludaknya jumlah
pendaftar pegawai negeri sipil (PNS) yang berasal dari PT setiap tahunnya.
Meskipun setiap tahun pemerintah membuka pendaftaran, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa sebagian besar dari mereka yang mendaftar mengalami kekecewaan
karena tidak berhasil lulus. Peluang untuk menjadi PNS semakin kecil lagi
setelah pemerintah memutuskan penundaan sementara (moratorium) tambahan formasi
untuk penerimaan PNS sejak 1 September 2011 hingga 31 Desember 2012.
Keterbatasan terserapnya lulusan perguruan tinggi di sektor pemerintah
menyebabkan perhatian beralih pada peluang bekerja pada sektor swasta, namun
beratnya persyaratan yang ditetapkan terkadang membuat peluang untuk bekerja di
sektor swasta juga semakin terbatas.
Satu-satunya peluang yang masih sangat besar adalah bekerja dengan
memulai usaha mandiri. Hanya saja, jarang ditemukan seseorang sarjana yang
ingin mengawali kehidupannya setelah lulus dari perguruan tinggi dengan memulai
mendirikan usaha. Kecenderungan yang demikian, berakibat pada tingginya residu
angkatan kerja berupa pengangguran terdidik. Jumlah lulusan perguruan tinggi
dalam setiap tahun semakin meningkat. Kondisi ini tidak sebanding dengan
peningkatan ketersediaan kesempatan kerja yang akan menampung mereka. Dari sisi
pembentukan karakter seorang wirausaha/enterpreneur, perguruan tinggi sudah
seharusnya menciptakan atmosfer yang dapat mendorong sikap mandiri bagi sivitas
akademika. Hal ini dapat dicapai melalui; 1) Mengembangkan dan membiasakan
unjuk kerja yang mengedepakan ide kreatif dalam berpikir dan sikap mandiri bagi
mahasiswa dalam proses pembelajaran (menekankan model latihan, tugas mandiri,
problem solving, cara mengambil keputusan, menemukan peluang, dst), 2) Menanamkan
sikap dan perilaku jujur dalam komunikasi dan bertindak dalam setiap kegiatan
pengembangan, pendidikan, dan pembelajaran sebagai modal dasar dalam membangun
mental entrepreneur pada diri mahasiswa, 3) Para praktisi pendidikan juga perlu
sharing dan memberi support atas komitmen pendidikan mental entrepreneurship
ini kepada lembaga-lembaga terkait dengan pelayanan bidang usaha yang muncul di
masyarakat agar benar-benar berfungsi dan benar benar menyiapkan kebijakan
untuk mempermudah dan melayani masyarakat. Praktisi pendidikan penting juga
menjalin hubungan erat dengan dunia usaha agar benar-benar terjadi proses
learning by doing.
Pengertian Kewirausahaan
Istilah
kewirausahaan (entrepreneur) pertama kali diperkenalkan pada awal abad
ke-18 oleh ekonom Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent
who buys means of production at certain prices in order to combine them”. Adapun
makna secara etimologis wirausaha/wiraswasta berasal dari bahasa Sansekerta,
terdiri dari tiga suku kata : “wira“, “swa“, dan “sta“. Wira berarti
manusia unggul, teladan, tangguh, berbudi luhur, berjiwa besar, berani,
pahlawan, pionir, pendekar/pejuang kemajuan, memiliki keagungan watak. Swa
berarti sendiri, dan Sta berarti berdiri. Istilah
kewirausahaan, pada dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang
dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between.
Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan
seseorang actor yang memimpin proyek produksi, Konsep wirausaha secara
lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak
sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan
menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang
tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun
yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang
yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk
memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi
semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang
dengan menciptakan suatu organisasi.
Istilah
wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki
substansi yang agak berbeda. Selain itu, definisi Kewirausahaan menurut
Instruksi Presiden Republik Indonesia (INPRES) No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan
Nasional Me-masyarakat-kan dan Membudayakan Kewirausahaan adalah semangat,
sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan/atau kegiatan
yang mengarah pada upaya mencari menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi
dan produk baru dengan meningkatkan efesiensi dalam rangka memberikan pelayanan
yang lebih baik dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Pendapat para pakar
mengenai kewirausahaan
Menurut
Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha
baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah
suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak
seseorang terhadap tugas tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu
berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan
dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif
dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan
pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu, kewirausahan adalah
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya
untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan
untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different)
melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya, kewirausahaan adalah sifat, ciri,
dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif
kedalam dunia nyata secara kreatif. Dari beberapa konsep yang ada, setidaknya
terdapat 6 hakekat penting kewirausahaan. Di antaranya :
1. Kewirausahaan adalah
suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya,
tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi,
1994).
2. Kewirausahaan adalah
suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to
create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah
suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan
menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah
suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase)
dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah
suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu
yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah
usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber
melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah
tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang
baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Berdasarkan
keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai
sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang
dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan
nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi
risiko. Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka
yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya
sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain
dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang
mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai
kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok
(1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang. Berdasarkan hal tersebut,
maka definisi kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang
terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi
usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997)
Keuntungan dan Kerugian
Wirausaha
Menurut
Ilik (2010), terdapat keuntungan dan kerugian ketika seseorang mengambil
pilihan menjadi seorang wirausahawa di antaranya : Keuntungan :1) Otonomi.
Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha memposisikan
seseorang menjadi “bos” yang memiliki kehendak terhadap kontrol bisnisnya. Hal
ini juga didukung dengan pendapat Robert T. Kiyosaki yang
menyatakan bahwa pada dasarnya perspektif menjadi seorang wirausaha adalah
pilihan karena mencari sebuah kebebasan. 2) Tantangan awal dan perasaan motif
berprestasi peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan
keuntungan sangat memotivasi wirausaha. 3) Kontrol finansial (Pengawasan
keuangan). Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa kekayaan sebagai milik
sendiri. 4) Memiliki legitimasi moral yang kuat untuk mewujudkan kesejahteraan
dan menciptakan kesempatan kerja. Hal ini dikarenakan target entrepreneur
adalah masyarakat kelas menengah dan bawah, maka entrepreneur memiliki peran
penting dalam proses trickling down effect.
Kerugian Kewirausahaan :
1. Pengorbanan personal.
Pada awalnya, wirausaha
harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk
kepentingan keluarga, rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan
bisnis.
2. Beban tanggung jawab.
Wirausaha harus mengelola semua fungsi
bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan pelatihan.
3. Kecilnya marjin
keuntungan dan kemungkinan gagal.
Karena wirausaha menggunakan
keuntungan yang kecil dan keuangan milik sendiri, maka marjin laba/keuntungan
yang diperoleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal juga ada.
Langkah-langkah memulai
wirausaha
Berikut
ini ditampilkan beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan apabila seorang
mahasiswa ingin memulai wirausaha.
1. Pilih bidang usaha yang
Anda minati dan memiliki hasrat dan pengetahuan didalamnya.
Tips pertama ini sangatlah membantu
bagi mahasiswa yang cenderung memiliki keinginan yang tinggi sekaligus mudah
jenuh. Tidak mudah memang, terutama jika kita sudah lama dan terbiasa berada
dalam zona aman. Seringkali kesibukan kerja membunuh instink kita untuk
berkreasi maupun mengasah minat dan kesukaan yang mampu mendatangkan uang. Jika
anda telah menentukan minat, maka segeralah asah pengetahuan dan perbanyak
bacaan serta ketrampilan mengenai bidang usaha yang hendak Anda tekuni.
Kadang-kadang hal-hal yang kita rasakan kuasai, ternyata setelah berada di
lapangan berbeda drastis dengan yang kita pikirkan. Seorang yang sehari-hari
mengerjakan pekerjaan keahlian tertentu, belum tentu bisa sukses berbisnis
dalam bidang tersebut, karenanya perlu sekali belajar dari orang-orang yang
telah sukses merintis usaha di bidang tersebut.
2. Perluas dan perbanyak
jaringan bisnis dan pertemanan.
Seringkali tawaran-tawaran peluang
bisnis dan dukungan pengembangan bisnis datang dari rekan-rekan di dalam
jaringan tersebut. Namun anda tetap harus hati-hati, karena tidak pernah ada
yang namanya makan siang gratis, siapapun itu, anda harus tetap berhati-hati
dan mempersiapkan akan datangnya hal-hal yang tidak terduga. Hal ini juga sejalan
dengan prinsip seorang pebisnis “uang tidak mengenal tuan”. Bisa saja hari ini
anda adalah big boss, namun esok lusa anda menjadi pengangguran karena didepak
oleh karyawan sendiri yang bekerja sama dengan partner bisnis anda atau bahkan
investor anda.
3. Pilihlah keunikan dan
nilai unggul dalam produk/jasa anda.
Kebanyakan orang tidak sadar, ketika
memulai berbisnis, terjebak di dalam fenomena banting harga. Padahal, ada
kalanya, harga bukan segalanya. Anda harus bisa mencari celah dan ceruk pasar
yang unik. Anda harus menentukan posisi anda di dalam peta persaingan usaha.
Jika anda menilai terlalu tinggi jasa/produk anda, sementara hal yang anda
tawarkan itu tidak punya keunggulan yang sangat spesifik dan memiliki nilai
tambah, maka orang akan berpaling kepada usaha sejenis dengan harga dan
kualitas yang jauh lebih baik. Misalkan anda memulai usaha bisnis jasa
pembuatan desain web (web desainer). Tentukan, apakah anda ingin bersaing
berdarah-darah di usaha web murah meriah, atau anda akan spesifik kepada desainnya,
atau anda akan spesifik kepada faktor security (keamanannya) atau kepada
tingkat kesulitan dan kompleksitas pengelolaan databasenya.
4. Jaga kredibilitas dan
brand image.
Seringkali kita ketika memulai
berusaha, melupakan faktor nama baik, kredibilitas dan pandangan orang terhadap
produk/jasa kita. Padahal, ini yang paling penting dalam berbisnis.
Mengulur-ulur pembayaran kepada supplier atau peminjam modal, adalah tindakan
yang sangat fatal dan berakibat kepada munculnya nama anda di dalam daftar
hitam jaringan bisnis usaha yang anda tekuni. Misalnya salah satu usaha bisnis,
seringkali bertindak arogan dan mengabaikan keluhan para pelanggannya, padahal
bukan hanya sekali dua kali orang-orang melakukan komplain, akibatnya,
kehilangan pelanggan adalah hal nyata yang akan terjadi dan bahkan kehilangan
pasar potensial dan pangsa pasar yang dikuasainya.
5. Berhemat
dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang untuk modal kerja dan
penambahan investasi alat-alat produksi/jasa.
Banyak
orang yang jika sudah untung besar dan berada di atas, melupakan faktor
persiapan akan hal tak terduga maupun merencanakan pengembangan usaha. Padahal
bisnis adalah sama dengan hidup, harus selalu bertahan dan berjuang. Banyak
pengusaha dan pengrajin kita, ketika sudah kebanjiran order dan menerima banyak
uang, malah mendahulukan membeli mobil mewah ataupun mobil sport. Hal ini tidak
salah, namun akan lebih baik jika keuntungan itu disisihkan untuk laba ditahan
dan penambahan modal kerja.
Dengan
demikian usaha bisa lebih berkembang, dan mendapatkan kepercayaan dan pinjaman
modal dari bank menjadi lebih mudah. Karena anda dipercaya oleh pihak bank
mampu mengelola perusahaan secara profesional. Sebaiknya untuk keperluan
sehari-hari, pemilik perusahaan mencadangkan alokasi dana secukupnya saja untuk
biaya hidup dan keperluan pribadi dalam bentuk gaji tetap komisaris/pemilik.
Atau disisihkan sebagian saja dari laba tahunan, namun jangan menganggu arus
kas perusahaan untuk kepentingan pribadi yang tidak ada urusannya dengan
produktivitas usaha. Selain point di atas, kiat memulai wirausaha juga dapat
diadopsi menurut seorang pakar bisnis sekaligus motivator yaitu Tum Desem
Waringin. Berikut ini adalah langkah langkah teknis yang dapat dilakukan untuk
memulai bisnis :
1. Bangun Ide bisnis dengan
menulis Impian dan hobby kita.
Tuliskan 10 mimpi dan hobby kita, lalu
seleksi menjadi 3 yang paling membuat kita sangat ambisius dan enjoy untuk
menjalankannya. Seleksi lagi menjadi 1 mimpi yang membuat kita menjadi harus
untuk mewujudkannya. Sehingga 1 mimpi tersebut benar-benar dijadikan sebagai
Visi/Goal/Target yang harus diraih.
2. Berikan alasan yang
sangat kuat untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Bayangkan kenikmatan apa yang akan
kita dapat apabila mimpi tersebut terwujud dan kesengsaraan apa yang akan kita
terima kalau mimpi tersebut tidak terwujud.
3. Mulai lah untuk
mewujudkan mimpi tersebut dengan bertindak dan cari tema yang tepat dan tulis
misi / Langkah pencapaian dan tuangkan menjadi konsep usaha yang jelas
4. Lakukan riset baik di
internet maupun di kenyataan sehari-hari, Visi dan Misi yang kita tulis harus
terdefinisi dengan jelas, specific dan marketabel sesuai bidangnya.
5. Tuliskan dan rancang
strategi yang akan dijalankan
6. Gunakan faktor
pengungkit
OPM (Other People’s Money)
OPE
(Other People’s Experience)
OPI
(Other People Idea)
OPT
(Other People’s Time)
OPW
(other People’s Work)
7. Cari pembimbing (pilih
yang sudah sukses di bidang tersebut), untuk pembanding dan mengurangi resiko
kegagalan dalam melakukan langkah-langkah pencapaian goal tersebut.
8. Buatlah sebuah TEAM yang
kompak untuk membantu mewujudkan goal tersebut
T = Together
E
= Everybody
A
= Achieve
M
= Miracle
9. Optimalkan jaringan,
relasi dan network yang kita punya untuk mencapai goal/visi kita tersebut.
10. Buat jaringan baru yang
tak terhingga dengan membuat relasi dan silaturahmi sebanyak-banyaknya.
11. Gunakan alat bantu
untuk mempercepat pencapaian misal website, jejaring sosial, advertisement,
promosi, dll
12. Buat system yang ideal
untuak bisnis tersebut. S=Save, Y=Your, S=Self, T=Timing, E=Energy, M=Money.
Data membuktikan bahwa, 94%
kegagalan usaha karena system bukan orangnya perbanyak menggunakan 5W = Why Why
Why Why Why dan 5H = How How How How How.
Esensi
Kewirausahaan
Esensi
kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan
dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap
mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu
juga menampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis
serta wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba
yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi
pelanggan/masyarakat.
Seorang
wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan
keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol.
Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan
barang dan jasa jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera
berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda
sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun prmasaran.
Ia selalu memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu,
perbedaan bagi sesorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber
pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari
peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan
peluang. Leadership Ability adalah kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang
berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power),
seorang pemimpin harus memiliki taktik mediator dan negotiator daripada
diktaktor. Semangat, perilaku dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu
sama lain dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkan menjadi tiga tingkatan
yaitu: Wirausaha andal,Wirausaha tangguh, Wirausaha unggul. Wirausaha
yang perilaku dan kemampuannya lebih menonjol dalam memobilisasi sumber daya
dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output dan memasarkannya secara
efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur.
DAFTAR PUSTAKA
Adair, John, Kepemimpinan
yang Memotivasi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Cocheu Ted, Making Quality
Happen: How Trainig Can Turn Strategy into Real Improvement. San Francisco:
Jossey-Bass Publishers. 1993.
Daniels, Aubrey C. 2005. Maximum
Performance: Sistem Motivasi Terbaik bagi Kinerja Karyawan. Jakarta; Bhuana
Ilmu Populer.
Djokosantoso
Moeljono, Beyond Leadership, 12 Konsep Kepemimpinan, Jakarta, Elex Media
Komputindo, 2004.
Domingo, Rene T, Quality
means Survival: Caveat Vendidor Let The Seller Beware. Singapore : Prentice
Hall. 1997.
Froggatt, Wayne. 2004. Choose
to be Happy: Panduan Membentuk Sikap Rasional dan ealistik. Jakarta :
Bhuana Ilmu Populer.
Griffin W. Ricky dan Ebert
J. Ronald, Business, edisi-5. New Jersey : Prentice Hall International
Inc.1999.
Heller, R. 2003. Selling
Successfully. Jakarta: Dian Rakyat.
Hughes Richard L., Ginnett
Robert C., dan Curphy Gordon J., Leadership, third edition. Singapore :
Irwin/McGraw-Hill. 1999.
Kusnadi, Masalah,
Kerjasama, Konflik, dan Kinerja (Kontemporer & Islam). Malang : Taroda.
2002.
Lesmana, R. dan Rudy
Surjanto. 2003. Financial Perforance Analyzing Pedoman Menilai Kinerja Keuangan
Untuk Perusahaan Tbk., Yayasan, BUMN, BUMD, dan Organisasi Lainnya. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Lindsay M. William dan
Petrick A. Joseph, Total Quality and Organization Development. Florida:
St. Lucie Press. 1997.
Meredith, G.G. 1996. Kewirausahaan
Teori dan Praktik. Jakarta: Pustaka Binaman Presindo. Maslow Abraham, 1970,
Motivation and Personality, New York: Harper & Row.
Merrill, Mike. 2005. Dare
to Lead: Strategi Kreatif 50 Top CEO untuk Meraih Kesuksesan. Jakarta :
Bhuana Ilmu Populer.
Nierenberg, Gerald I..
& Hendry H. Calero. 2008. Membaca Pikiran Orang Seperti Membaca Buku.Jogjakarta:
Think.
Percy, Ian. 2003. Going
Deep: Menjelajahi Kedalaman Spiritualitas dalam Hidup dan Kepemimpinan.Jakarta:
Bhuana Ilmu Populer.
Peters, T. 2001. The
Brand You 50 (50 Cara Mengubah Merek Diri Anda). Jakarta: Prestasi Pustaka.
Peterson W. Marvin, at.
all, Planning and Management for a Changing Environment. San Francisco:
Jossey-Bass Publishers. 1997.
Porter, Michael E. 1992. Competitive
Strategy. New York: The Free Press.
Priest, S. dan Karl Rohnke.
2000. 101 of The Best Corporate Team-Building Activities We Know!.
Lakebay: Kendall.
Richard M. Steers dan Lyman
W. Porter, Motivation And Work Behavior. New York: McGraw-Hill International
Edition. 1991.
Robbins,
Stephen P. and Nancy Langton. 2001. Organization Behavior. 2nd ed..
Canada: Pearson Education.
Rukka, Muhammad Rusli.
2011. Buku Ajar Kewirusahaan -1.. Makassar :Lembaga Kajian dan Pengembangan
Pendidikan Universitas Hasanuddin.
Saaty, T. L. 2006. Creative
Thinking, Problem Solving and Decision Making. Pittsburgh: RWS Publications.
Snow, H. 1997. Indooor/Outdoor
Team-Building Games for Trainers. New York: McGraw-Hill.
Steers, Richard M. 1980. Effectivitas
Organisasi. terjemahan. Jakarta: Erlanggga. Sutermeister, Robert A. 1976. People
and Productivity. Third Edition. New York: McGraw- Hill Book Co. 1976.
Suryana. 2004.:Modul
Kewirausahaan SMK.. Jakarta, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Sweeney, Paul D.. &
Dean B. McFarlin. 2002. Organizational Behavior: Solution for Management.
International Edition. Boston: McGraw-Hill Higher Education.
Thomas, Alan J. 1985. The
Productive School: a System Analisys Approach to Educational
Administration. Chicago: University Press.
Timpe, 1991c. Memotivasi
Pegawai. Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis. Edisi Bahasa Indonesia
Jakarta: Gramedia.
Turner, Suzanne. 2005. Tools
for Success: Acuan Konsep Manajemen bagi Manajer dan PraktisiLainnya.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
West A. Michael, Developing
Creativity in Organizations, terjemah Bambang Shakuntala. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius. 2000.
Winardi, Asas-asas
Manajemen. Bandung: Penerbit Mandar Maju. 2000.
Yager, Jan. 2005. Creative
Time Management. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Zohar, Danah & Ian
Marshal. 2006. Spiritual Capital: Memberdayakan SQ di Dunia Bisnis. Bandung
: Mizan.