Jumat, 12 Oktober 2018

Mengenang Tragedi Bom Bali I

Mengenang Tragedi Bom Bali I

Tanggal 12 Oktober tahun 2002 terjadi peristiwa yang memilukan, lebih dikenal dengan Bom Bali I. 

Tercatat ada 202 korban meninggal dunia dan 209 orang luka-luka. Kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung di Bali. 

Peristiwa kelam tersebut sempat diangkat menjadi film layar lebar dengan judul Long Road to Heaven dengan pemain utama Surya Saputra dan Alex Komang. 

Kini terorisme menjadi musuh bersama yang harus hilang dari bumi nusantara, sehingga terciptalah suasana damai penuh ketenangan. 

Terinspirasi dari tari Bali Panji Semirang, terciptalah pantun tentang perdamaian. Semoga berkenan. 

Pantun Panji Semirang

Panji Semirang tari pertunjukan
Diiringi gamelan indah dipandang
Terorisme hilang sirnalah kekerasan
Penuh perdamaian sangatlah tenang.


Budaya Perusahaan yang Membentuk Perilaku Karyawan

Budaya Perusahaan yang Membentuk Perilaku Karyawan

Di Four Season Hotel Las Vegas, seorang konsultan sangat tertarik melihat pelayanan seorang pelayan restoran yang sangat baik. John, pelayan kulit hitam itu, melayani dengan sangat ramah, sopan dan penuh perhatian. Memberikan saran-saran dan menceritakan Las Vegas dengan sangat baiknya. Bahkan John memberikan list resto jepang paling enak menurutnya, dan referensi-referensi lain yang sangat bermanfaat.

Lalu 2 hari kemudian konsultan itu makan lagi ditempat yang sama, dan disapa dengan hangat lagi oleh john, dan diajak berdiskusi dengan ramah lagi, Sang konsultan akhirnya bertanya: "John, anda sudah lama bekerja disini?" John menjelaskan baru 11bulan, dan ketika ditanya layanannya yang baik dengan malu john berkata:"Ya saya hanya dilatih 2minggu diawal kerja, tetapi atasan saya sangat baik dan sangat memperhatikan kerja saya, memberi masukan, menasehati dan selalu mengajak diskusi untuk mencapai layanan yang terbaik. Dan bulan lalu saya menjadi karyawan terbaik kedua Tahun ini, di Four Season Hotel Group.


Tanya sang konsultan, "Sebelum disini anda bekerja dimana?" John menunjuk casino disebrang jalan yang lampunya kelap-kelip, sambil tersenyum kecut: "Dulu saya bukan karyawan yang baik.3 tahun saya bekerja disana. Untung ada kesempatan pindah disini, karena diajak teman, dan kebetulan ada lowongan."

Cerita John:"Dulu disana semua serba kejam, kerja keras, atasan saya kasar dan penuh curiga. Setiap hari saya dicurigai dan dituduh ini itu. Kalau terlambat 5menit saja ada hukuman dan pemotongan gaji. Disana Hidup sengsara, dan tidak nyaman. Saya pernah bertengkar dengan supervisor saya, saya juga hampir saja berkelahi dengan pelanggan mabuk yang menghina saya. Dulu saya musuh manajemen, dan penggerak demo. Pokoknya pemberontak besar deh, saat disana."

Teman-temen, jangan-jangan karyawan kita adalah si "john" ini, yang kita anggap buruk, tetapi mungkin sebenarnya cara kita mengatur karyawan yang salah. Kita tidak cukup apresiasi, dan terlalu penuh curiga,dan tidak mendidik dengan baik. Kita harus berhati-hati kalau berkata bahwa karyawan perusahaan pesaing baik-baik dan karyawan kita bodoh dan malas-malas, karena jangan-jangan itu semua karena cara kita yang salah dalam menangani dan kurang inovatif dalam mencari solusi terhadap nya.

Ingat Asset utama dalam era saat ini, bukanlah bangunan, gedung atau deposito milyaran tapi manusia lah asset kita yang utama/capital. Betapa banyak perusahaan saat ini memiliki eksponensial bisnis yang luar biasa dan bahkan masuk UniCorn Company, dimana perusahaan bergerak dalam transportasi tapi tidak memiliki satupun armada transportasinya seperti Uber, begitu juga dengan airbnb, gojek, grab dan perusahaan sejenis lainnya. Istilah ‘unicorn’ ini mengacu kepada startup yang memiliki valuasi senilai 1 miliar dolar Amerika (sekitar 13,1 triliun rupiah) atau lebih. Seperti dilansir Venture Beat, saat ini terdapat 229 startup yang masuk dalam kategori unicorn.

Lalu bagaimana dengan kita, jika memang perusahaan tidak bisa mendevelop kita, develop lah diri anda sendiri, uji keahlian anda, challenge kemampuan anda dengan berbagai usaha kreatif/inovatif yang berguna bagi masyarakat banyak. Karena setelah kita bermanfaat bagi banyak orang, rezeki insyaAllah akan mengalir dengan sendirinya. Ingat google, microsoft, samsung, apple, di indonesia ada go-jek, grab adalah perusahaan yang paling banyak bermanfaat bagi banyak orang saat ini.


Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).


#manfaat

Rabu, 10 Oktober 2018

Strategi Tidak Kreatif tapi Efektif

Strategi Tidak Kreatif tapi Efektif 

Bakar Duit - Cara apa yang paling mudah agar konsumen pindah ke layanan anda? Gampang, kasih subsidi masif, jual rugi dibawah hpp. Kalau harga pasar 50rb, jual dengan 30rb, pasti rame. Dan inilah strategi yang lagi sering dipakai para unicorn atau startup raksasa. 
Hari ini saya lewat stasiun gambir menemui Perusahaan A mulai masif menyasar store offline. Padahal seingat saya seminggu lalu pas kesini belum ada. Diskon (baca: bakar duit) yang digelontorkan tak main-main. Rata-rata store yang saya lewati menawarkan diskon 50% pakai Perusahaan A. Bahkan ini cfc cuma bayar 10 rebu untuk paket nasi dua ayam.
Loh, rugi dong. Perusahaan A yang subsidi. Perusahaan A nya dong yang rugi? Sorry, ilmu bisnis konvensional yang jualan itu harus untung dianggap sudah "kuno" bagi unicorn. Mereka berani rugi trilyunan demi user acquisition. Kalau duid abis tinggal buka funding lagi, ini aja Perusahaan A mau disuntik lagi 29 triliun. Nafas mereka masi panjang. Terus kapan BEP nya? Menganalisanya jangan pakai metode usaha konvensional, bakal ga temu. Yang di cari para investor unicorn ini, bukan profit sharing, mereka ga butuh startupnya untung, yang penting scaling dan valuasi naik terus. Baru deh investor ini ambil profit dengan jual saham mereka kalau unicorn ini ipo atau diakusisi.
Bagi pengusaha konvensional, hati-hati aja, kalau ada unicorn yang tiba masuk di industri anda dan ternyata pake cara bakar duit, siap-siap user anda kabur. Mau dilawan juga duid mereka tak terbatas. Terkesan tidak fair? Bagi pengusaha yang dimakan jelas iya, tapi konsumen kita malah seneng karena banyak diskon. Sudah ada beberapa sektor yang seperti ini. Cukup banyak menganggap ini sudah tidak sehat untuk ekosistem. Bagaimana pendapat anda? 
Selamat datang di Industri 4.0, dimana logika bisnis umum bisa di bolak balik.

Disclaimer: tulisan ini tidak bermaksud mengeneralisir semua startup seperti itu.