Jumat, 12 Oktober 2018

Budaya Perusahaan yang Membentuk Perilaku Karyawan

Budaya Perusahaan yang Membentuk Perilaku Karyawan

Di Four Season Hotel Las Vegas, seorang konsultan sangat tertarik melihat pelayanan seorang pelayan restoran yang sangat baik. John, pelayan kulit hitam itu, melayani dengan sangat ramah, sopan dan penuh perhatian. Memberikan saran-saran dan menceritakan Las Vegas dengan sangat baiknya. Bahkan John memberikan list resto jepang paling enak menurutnya, dan referensi-referensi lain yang sangat bermanfaat.

Lalu 2 hari kemudian konsultan itu makan lagi ditempat yang sama, dan disapa dengan hangat lagi oleh john, dan diajak berdiskusi dengan ramah lagi, Sang konsultan akhirnya bertanya: "John, anda sudah lama bekerja disini?" John menjelaskan baru 11bulan, dan ketika ditanya layanannya yang baik dengan malu john berkata:"Ya saya hanya dilatih 2minggu diawal kerja, tetapi atasan saya sangat baik dan sangat memperhatikan kerja saya, memberi masukan, menasehati dan selalu mengajak diskusi untuk mencapai layanan yang terbaik. Dan bulan lalu saya menjadi karyawan terbaik kedua Tahun ini, di Four Season Hotel Group.


Tanya sang konsultan, "Sebelum disini anda bekerja dimana?" John menunjuk casino disebrang jalan yang lampunya kelap-kelip, sambil tersenyum kecut: "Dulu saya bukan karyawan yang baik.3 tahun saya bekerja disana. Untung ada kesempatan pindah disini, karena diajak teman, dan kebetulan ada lowongan."

Cerita John:"Dulu disana semua serba kejam, kerja keras, atasan saya kasar dan penuh curiga. Setiap hari saya dicurigai dan dituduh ini itu. Kalau terlambat 5menit saja ada hukuman dan pemotongan gaji. Disana Hidup sengsara, dan tidak nyaman. Saya pernah bertengkar dengan supervisor saya, saya juga hampir saja berkelahi dengan pelanggan mabuk yang menghina saya. Dulu saya musuh manajemen, dan penggerak demo. Pokoknya pemberontak besar deh, saat disana."

Teman-temen, jangan-jangan karyawan kita adalah si "john" ini, yang kita anggap buruk, tetapi mungkin sebenarnya cara kita mengatur karyawan yang salah. Kita tidak cukup apresiasi, dan terlalu penuh curiga,dan tidak mendidik dengan baik. Kita harus berhati-hati kalau berkata bahwa karyawan perusahaan pesaing baik-baik dan karyawan kita bodoh dan malas-malas, karena jangan-jangan itu semua karena cara kita yang salah dalam menangani dan kurang inovatif dalam mencari solusi terhadap nya.

Ingat Asset utama dalam era saat ini, bukanlah bangunan, gedung atau deposito milyaran tapi manusia lah asset kita yang utama/capital. Betapa banyak perusahaan saat ini memiliki eksponensial bisnis yang luar biasa dan bahkan masuk UniCorn Company, dimana perusahaan bergerak dalam transportasi tapi tidak memiliki satupun armada transportasinya seperti Uber, begitu juga dengan airbnb, gojek, grab dan perusahaan sejenis lainnya. Istilah ‘unicorn’ ini mengacu kepada startup yang memiliki valuasi senilai 1 miliar dolar Amerika (sekitar 13,1 triliun rupiah) atau lebih. Seperti dilansir Venture Beat, saat ini terdapat 229 startup yang masuk dalam kategori unicorn.

Lalu bagaimana dengan kita, jika memang perusahaan tidak bisa mendevelop kita, develop lah diri anda sendiri, uji keahlian anda, challenge kemampuan anda dengan berbagai usaha kreatif/inovatif yang berguna bagi masyarakat banyak. Karena setelah kita bermanfaat bagi banyak orang, rezeki insyaAllah akan mengalir dengan sendirinya. Ingat google, microsoft, samsung, apple, di indonesia ada go-jek, grab adalah perusahaan yang paling banyak bermanfaat bagi banyak orang saat ini.


Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).


#manfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar