Kamis, 08 Januari 2015

AIR ASIA QZ8501

AIR ASIA QZ8501
@DianAdiPerdanaR

Tepat 28 Desember 2014 telah terjadi kecelakaan penerbangan yang cukup besar di Indonesia, bahkan kecelakaan ini membunuh seluruh awak dan penumpang di pesawat tersebut. Air Asia QZ8501 merupakan pesawat penumpang dari kota Surabaya menuju Singapura. Tragedi ini merupakan kecelakaan udara terbesar kedua di Indonesia setelah kecelakaan pesawat Garuda Indonesia di Sibolga, Sumatera Utara yang menabrak tebing bukit di wilayah tersebut. Air Asia QZ8501 masih dalam masa pencarian baik korban maupun bangkai pesawat dari hari pencarian tepatnya 28 Desember 2014 hingga kini.

Kecelakaan yang menimpa pesawat jenis Airbus ini sangat meninggalkan luka dalam bagi Indonesia terutama keluarga korban yang ditinggalkan. Semakin hari semakin banyak mayat korban dan serpihan pesawat yang ditemukan, hingga kini sudah mencapai 35 jenazah yang telah ditemukan bahkan ekor pesawat yang bertuliskan “Air Asia” pun telah ditemukan. Tim SAR, TNI maupun tentara dari negara asing pun membantu dalam pengevakuasian pesawat dan para korban.
Banyak sekali spekulasi yang timbul di antara para pengamat, praktisi  penerbangan dan Dinas Perhubungan RI, seorang pengamat memberikan spekulasi bahwa kecelakaan ini diakibatkan adanya awan cumulonimbus yang mengelilingi wilayah laut antara selat karimata dan Pulau Belitung. Bahkan ada juga yang berpendapat kecelakaan ini diakibatkan karena kelalaian pilot sehingga menewaskan 155 penumpang dan 7 awak pesawat.
Diinformasikan dalam situs Yahoo.com bahwa pesawat ini tidak hancur akan tetapi terbelah karena gesekan benda dasar laut dan pesawat ini dalam kondisi terbalik. Kecelakan ini pada awal pencarian dilakukan di sekitar Pulau Bangka dan Pulau Belitung akan tetapi tim Basarnas maupun TNI tidak menemukan hingga hari kedua pencarian seorang nelayan menmukan serpihan kecil dari pesawat di tepi laut Pangkalan Bun, Kalimantan tengah. Pada hari ketiga pun tim Basarnas dengan dibantu TNI menyisir perairan Pangkalan Bun hingga Selat Karimata. Dan akhirnya tim pun penemukan pada jarak 10 KM dari titik pantai Pangkalan Bun seorang jenazah yang mengambang di dasar lautan. Tim melakukan penyisiran hingga penyelaman ke dasar laut dan terlihatlah bangkai pesawat Air Asia QZ8501 pada kedalaman 30 M.
Selama sekitar 5 hari tim kesulitan mencari bangkai dan korban pesawat tersebut dikarenakan cuaca yang kurang mendukung dan ombak laut yang besar hingga 3,5 – 4 M. Akan tetapi, tim tidak pantang menyerah hingga satu persatu mayat dan serpihan pesawat ditemukan. Waktu terus berjalan dan waktulah yang menjawab bahwa kecelakaan yang terlihat kecil dapat beresiko besar, walau hanya kedalaman 30 M tim kewalahan kencari dan mengangkat korban dan bangkai pesawat. Hingga saat ini tim fokus dalam pencarian Black Data Record sebagai pembantu informasi apa, bagaimana, kapan dan mengapa pesawat ini jatuh dan terjadi kecelakaan udara hingga menenggelamkan Air Asia QZ8501 di perairan Selat karimata.

Kapal Negara Chundamani telah menemukan kursi dari bangkai pesawat dan dibawa menuju Pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun sebagai bukti. Ini merupakan salah satu bukti bantuan dan kerja keras negara tetangga dalam pengevakuasian Air Asia QZ8501. TNI AL pun harus mengambil KRI Baruna II yang dilengkapi alat canggih untuk menemukan Black Data Record didasar laut Selat Karimata. Hingga hari kesebelas ini total jenazah yang telah ditemukan berjumlah 40 orang dari 162 korban yang meninggal dalam kecelakaan ini. Panjatan do’a pun selalu dilantunkan oleh para keluarga korban dan warga Indonesia bahkan pada hari kesembilan beberapa ulama datang ke Lanud Pangkalan Bun demi membantu tim Basarnas dan pengevakuasi dengan berdo’a agar diberikan kemudahan dan kelancaran dalam mengevakuasi, mengidentifikasi hingga pengebumian para jenazah korban kecelakaan Air Asia QZ8501 dan dimudahkan dalam menemukan serbihan bangkai pesawat Ait Asia QZ8501 di Selat Karimata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar