Senin, 26 Januari 2015

Air Bah Membanjiri Karangawen Demak

Air Bah Membanjiri Karangawen Demak
@DianAdiPerdanaR


Musim penghujan makin hari makin mengganas, semakin derasnya hujan membuat beberapa sungai meluap. Tepat pukul 23.00 WIB 13 Januari 2015 air bah mengamuk sehingga menjebolkan tanggul Wangon di Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak. Bencana ini berkali-kali menyerang beberapa desa di kecamatan Karangawen. Tanggul yang melindungi desa serta ratusan hektar sawah dengan sungai berbentuk zigzag sehingga air yang memiliki volume besar menghempaskan benturan yang kuat ke tanggul pelindung dan hancurlah tanggul tersebut sepanjang kurang lebih 55 M.

Hujan yang terus mengguyur daerah tersebut membuat evakuasi korban dan rehabilitas tanggul pun sulit, apalagi posisi tanggul yang jebol berada di tengah persawahan dan alat berat pun sulit menjangkaunya. Masyarakat pemilik sawah di sekitar tanggul tidak memperbolehkan BPBD Kab. Demak menggunakan sawah mereka untuk jalur alat berat, dengan alasan itu tim relawan pun terjun secara manual untuk memperbaiki sementara lubang tanggul agar dapat meminimalisir air bah susulan.
Perjuangan tim pun seakan-akan sia-sia dengan hadirnya kembali air bah susulan yang menerjang perdesaan masyarakat pada hari kamis sehingga pelindung sementara yang terbuat dari bambu dan karungan kerikil pun terhempas hancur karena tidak kuat menahan terjangan air yang begitu besar. Tim tidak diperbolehkan mengeruk tanah sekitar pun menjadi alasan lemahnya tanggul sementara tersebut. air yang menjebol tanggul berkekuatan 270 mm dan 25% air mengalir ke sungai sekitar kemudian 75% air membanjiri pemukiman warga dengan ketinggian 200 M.
Desa yang mengalami bencana ini ialah Wangon, Rejosari, Sidorejo Kidul, Sidorejo Lor, Sidorejo Tengah, Cabean dan Karangmalang dengan dukuh Brambang. Tim BPBD Kab. Demak pun mengevakuasi para korban dengan mendirikan tenda pengungsian di dekan UPTD Kecamatan Karangawen. Tenda yang berdiri dapat diisi 12 KK dari total 28 KK yang baru teridentifikasi. 28 KK ini berjumlah 128 Jiwa, para korban sangat membutuhkan air bersih karena air sumur milik warga telah tersemar oleh air bah yang buruk.
Prapto ketua BPBD Kab. Demak menyatakan “bahwa mereka sering mengalami banjir ini, terakhir terjadi pada tahun 2012 dengan sebelumnya 2009 pernah terjadi pula”. Jadi mayoritas dari mereka enggan tinggal di tenda dan lebih memilih mengungsi ke rumah sanak saudara yang aman dari bencana ini. Tim BPBD dibantu banyak relawan dari berbagai kota seperti Rumah Zakat Cabang Semarang, Salatiga Peduli, Relawan Pati, dll. Para korban sangat membutuhkan logistik seperti makanan, alat MCK, obat-obatan serta trauma healing untuk mengurangi stress yang mereka alami akibat banjir ini.
Sementara ini sambil menunggu bantuan Dinas PSDM Kab. Demak beserta Pemprov  Jateng, tim BPBD menutup kembali tanggul yang jebol dengan mengeruk tanah di sekitar bantaran sungai yang memiliki ketebalan permukaan yang berlebihan dengan menggunakan 6 alat berat bantuan sementara Pemprov Jateng ini. Tim BPBD pun telah membuat Sipon pembuangan air bah, akan tetapi kuantitasnya hanya 1 karena sulit dan lamanya melakukan pengeboran.
Kepala tim BPBD Posko Kalijaga Rescue 1 mengatakan bahwa dengan ketinggian air 50 M pun sudah bisa masuk ke dalam pemukiman dengan melihat rendahnya pemukiman warga. Tanggul yang jebol sebesar 55 M dengan kedalaman 7 M, sungai ini akan bermuara di Laut Jawa sehingga harus ekstra cepat tanggap sebelum membanjiri kecamatan di bawahnya yaitu kecamatan Guntur Kabupaten Demak.

Tim pun mendirikan Dapur Umum untuk membantu konsumsi para korban yang sementara ini masih belum bisa memasak makanan sehari-hari secara mandiri di pelataran UPTD Kecamatan Karangawen. Proses masak dilakukan 3 x sehari yaitu jam 4 pagi, 11 siang dan 3 sore yang dilakukan oleh seluruh relawan dengan bantuan beberapa masyarakat yang rela bergotong royong demi kemanusiaan dan kebersamaan. Penyakit yang kerap menghampiri para korban banjir ialah Diare, Gatal-gatal, penyakit kulit karena air bersih yang minim dan susah.

Ada 1 posko yang didirikan di balai desa Rejosari untuk mengantisipasi lebih para korban, mereka selalu memasak makanan dengan 300 x 3 waktu yaitu 900 bungkus nasi serta membagi-bagikan alat MCK dan obat-obatan di desa tersebut. setiap hari menghabiskan 4 sack karung beras, 3 gas 1 Kg, sayuran, telur serta makanan instan lainnya untuk memenuhi lapar para korban banjir Karangawen ini dan diserahkan secara langsung kepada mereka. Bantuan ini semata-mata untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan kita kepada sanak saudara yang membutuhkan dan sedang tertimpa musibah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar