Air
Bah Membanjiri Karangawen Demak
@DianAdiPerdanaR
Musim
penghujan makin hari makin mengganas, semakin derasnya hujan membuat beberapa
sungai meluap. Tepat pukul 23.00 WIB 13 Januari 2015 air bah mengamuk sehingga
menjebolkan tanggul Wangon di Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak. Bencana
ini berkali-kali menyerang beberapa desa di kecamatan Karangawen. Tanggul yang
melindungi desa serta ratusan hektar sawah dengan sungai berbentuk zigzag
sehingga air yang memiliki volume besar menghempaskan benturan yang kuat ke
tanggul pelindung dan hancurlah tanggul tersebut sepanjang kurang lebih 55 M.
Hujan
yang terus mengguyur daerah tersebut membuat evakuasi korban dan rehabilitas
tanggul pun sulit, apalagi posisi tanggul yang jebol berada di tengah
persawahan dan alat berat pun sulit menjangkaunya. Masyarakat pemilik sawah di
sekitar tanggul tidak memperbolehkan BPBD Kab. Demak menggunakan sawah mereka
untuk jalur alat berat, dengan alasan itu tim relawan pun terjun secara manual
untuk memperbaiki sementara lubang tanggul agar dapat meminimalisir air bah
susulan.
Perjuangan
tim pun seakan-akan sia-sia dengan hadirnya kembali air bah susulan yang
menerjang perdesaan masyarakat pada hari kamis sehingga pelindung sementara
yang terbuat dari bambu dan karungan kerikil pun terhempas hancur karena tidak
kuat menahan terjangan air yang begitu besar. Tim tidak diperbolehkan mengeruk
tanah sekitar pun menjadi alasan lemahnya tanggul sementara tersebut. air yang
menjebol tanggul berkekuatan 270 mm dan 25% air mengalir ke sungai sekitar
kemudian 75% air membanjiri pemukiman warga dengan ketinggian 200 M.
Desa
yang mengalami bencana ini ialah Wangon, Rejosari, Sidorejo Kidul, Sidorejo
Lor, Sidorejo Tengah, Cabean dan Karangmalang dengan dukuh Brambang. Tim BPBD
Kab. Demak pun mengevakuasi para korban dengan mendirikan tenda pengungsian di
dekan UPTD Kecamatan Karangawen. Tenda yang berdiri dapat diisi 12 KK dari
total 28 KK yang baru teridentifikasi. 28 KK ini berjumlah 128 Jiwa, para
korban sangat membutuhkan air bersih karena air sumur milik warga telah
tersemar oleh air bah yang buruk.
Prapto
ketua BPBD Kab. Demak menyatakan “bahwa mereka sering mengalami banjir ini,
terakhir terjadi pada tahun 2012 dengan sebelumnya 2009 pernah terjadi pula”.
Jadi mayoritas dari mereka enggan tinggal di tenda dan lebih memilih mengungsi
ke rumah sanak saudara yang aman dari bencana ini. Tim BPBD dibantu banyak
relawan dari berbagai kota seperti Rumah Zakat Cabang Semarang, Salatiga
Peduli, Relawan Pati, dll. Para korban sangat membutuhkan logistik seperti
makanan, alat MCK, obat-obatan serta trauma healing untuk mengurangi stress
yang mereka alami akibat banjir ini.
Sementara
ini sambil menunggu bantuan Dinas PSDM Kab. Demak beserta Pemprov Jateng, tim BPBD menutup kembali tanggul yang
jebol dengan mengeruk tanah di sekitar bantaran sungai yang memiliki ketebalan
permukaan yang berlebihan dengan menggunakan 6 alat berat bantuan sementara
Pemprov Jateng ini. Tim BPBD pun telah membuat Sipon pembuangan air bah, akan
tetapi kuantitasnya hanya 1 karena sulit dan lamanya melakukan pengeboran.
Kepala
tim BPBD Posko Kalijaga Rescue 1 mengatakan bahwa dengan ketinggian air 50 M
pun sudah bisa masuk ke dalam pemukiman dengan melihat rendahnya pemukiman
warga. Tanggul yang jebol sebesar 55 M dengan kedalaman 7 M, sungai ini akan
bermuara di Laut Jawa sehingga harus ekstra cepat tanggap sebelum membanjiri
kecamatan di bawahnya yaitu kecamatan Guntur Kabupaten Demak.
Tim
pun mendirikan Dapur Umum untuk membantu konsumsi para korban yang sementara
ini masih belum bisa memasak makanan sehari-hari secara mandiri di pelataran
UPTD Kecamatan Karangawen. Proses masak dilakukan 3 x sehari yaitu jam 4 pagi,
11 siang dan 3 sore yang dilakukan oleh seluruh relawan dengan bantuan beberapa
masyarakat yang rela bergotong royong demi kemanusiaan dan kebersamaan.
Penyakit yang kerap menghampiri para korban banjir ialah Diare, Gatal-gatal,
penyakit kulit karena air bersih yang minim dan susah.
Ada
1 posko yang didirikan di balai desa Rejosari untuk mengantisipasi lebih para
korban, mereka selalu memasak makanan dengan 300 x 3 waktu yaitu 900 bungkus
nasi serta membagi-bagikan alat MCK dan obat-obatan di desa tersebut. setiap
hari menghabiskan 4 sack karung beras, 3 gas 1 Kg, sayuran, telur serta makanan
instan lainnya untuk memenuhi lapar para korban banjir Karangawen ini dan
diserahkan secara langsung kepada mereka. Bantuan ini semata-mata untuk
menumbuhkan rasa kemanusiaan kita kepada sanak saudara yang membutuhkan dan
sedang tertimpa musibah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar