Jumat, 16 Januari 2015

Waktu Liburan

Waktu Liburan
@DianAdiPerdanaR

Kurang dari 2 bulan liburan musim semester gasal menyelimuti seluruh mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Hal ini merupakan peristiwa rutin dalam dunia pembelajaran di kampus UIN Walisongo Semarang, mahasiswa mendapatkan masa liburannya setelah mereka bergelut selama kurang lebih tiga minggu dalam masa Ujian Akhir Semester (UAS) sebagai syarat penilaian mahasiswa. Aspek penilaian mahasiswa oleh dosen selaku pengajar berdasarkan penilaian UTS, UAS, Keaktifan dan kedisiplinan tugas rutin. Hal ini dijalani oleh para mahasiswa selama 1 semester kurang lebuh 4 bulan masa perkuliahan.
Holiday at Bromo
Masa ini sangatlah membahagiakan bagi para mahasiswa, apalagi mereka yang berasal dari daerah yang jauh dari Kota Semarang. Hal-hal yang urgen untuk bertemu dengan sanak saudara di tanah kelahiran hingga berlibur untuk menghilangkan penat yang menyelimuti diri selama beberapa bulan yang lalu. Waktu liburan selalu dipenuhi dengan banyak cerita suka yang beragam dari A sampai Z, bukan hanya sukan yang ada tapi duka pun timbul ke permukaan perjalanan libur para mahasiswa UIN Walisongo Semarang.

Penulis pun mendeskripsikan liburan dengan 7 hari. Senin, mereka baru berangkat dari semarang menuju kota tercinta mereka masing-masing, letih, lelah dan capek menghindapi diri mereka. Ada yang menggunakan bus, pesawat, kereta, kapal laut bahkan motor sekalipun demi memenuhi rasa kangen mereka dengan orang tua yang telah melahirkan mereka dengan penuh perjuangan melebihi para pahlawan juang ’45.
Pada hari selasa, mereka baru tiba di kota-kota kebanggaan hati mahasiswa, kota kelahiran masing-masing. Ada yang langsung bahagia ketika sampai, ada yang sedih menhantui diri halkan sikap galau pun kerap menghampiri diri para pecinta apa saja. Ketika sampai dengan kelelahan yang menggarap tubuh membuat mereka istirahat sekaligus mencicipi kasur yang telah lama ditinggal demi menuntut ilmu di negeri nan jauh di mata, seperti dalam peribahasa Islam yang artinya “Tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri Jiran”. Peribahasa ini memberikan jiwa semangat kepada mahasiswa untuk selalu belajar mencari ilmu, pengalaman hingga menemukan kunci kesuksesan yang akan diraih di  masa depan. Belajar tidak terbatas oleh usia, tempat dan waktu dengan kebebasan ini manusia berhak mendapatkan derajat dan hak yang sama dalam mengenyam pendidikan di masa hidupnya.
Kemudian hari yaitu hari rabu, para mahasiswa bergerak untuk membantu orang tua mereka baik bekerja di sawah, ladang, berniaga di pasar maupun warung hingga menjadi bos sehari semalam pun mereka lakoni. Hal ini sebagai bukti kecintaan, kasih sayang dan hormat mereka kepada bapak ibu yang telah melahirkan dan merawat para mahasiswa hingga detik ini dalam keadaan sehat wal ‘afiat. Kontribusi mereka dalam bekerja di bidang orang tua para mahasiswa merupakan ruang pelatihan diri dalam mengarungi bahtera kehidupan duniawi sebelum mereka bertemu dengan yang sesungguhnya setelah lulus nanti. Birrul Walidaini yang diajarkan dalam pendidikan Islam ialah nilai pendidikan Islam yang memerintahkan seorang anak harus hormat kepada orang tuanya, seorang siswa harus hormat kepada gurunya dan orang yang lebih muda harus hormat dan menghargai orang yang lebih tua jika mereka kecuali mereka memerintah kita kepada kejahatan atau kenistaan.
Hari kamis merupakan hari yng sangat menyenangkan bagi mereka, di hari ini mereka pergi ke tempat rekreasi nan indah di kota asal mereka. Sekian lama bergelut dengan buku, sekian singkat pula refreshing pikiran. Apapun yang membuat penat menumpuk di pikiran semata-mata disimpan terlebih dahulu demi menghapus memory kepedihan, kebencian, kerusakan demi menciptakan positive thinking and feeling di setiap detik belajar dan bekerja di kemudian hari. Pantai dan gunung merupakan 2 obyek wisata yang paling digemari oleh para mahasiswa untuk menghibur diri, dengan berlibur ke obyek tersebut belajar dan pengalaman pun meningkat karena banyak sisi positif yang diberikan oleh obyek wisata laut dan gunung. Apalagi telah kita ketahui, bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan dan gugusan gunung berapi maupun non berapi ada di banyak titik. Hal ini pula yang memberikan keseriusan rakyat Indonesia terutama para mahasiswa untuk menjaga melestarikan obyek-obyek wisata tersebut.
Pada hari selanjutnya yaitu jum’at biasa dikenal Moslem Day karena hari ini merupakan hari sakral ibadah mingguan bagi kaum muslim. Indonesia memiliki masyarakat mayoritas pemeluk agama Islam dengan itu penghormatan untuk ini pun sangatlah tinggi. Keterbatasan terlahirkan dengan adanya kesakralan hari ini, bekerja dan berlibur pun terbatas untuk dilakukan. Mahasiswa UIN Walisongo yang 100 % beragama Islam menjadi tauladan keagamaan di masing-masing masyarakat di daerahnya. Maka tak dipungkiri juga aktifitas mereka menjadi sorotan masyarakat dalam melabelkan mereka dengan realita kehidupan sehari-hari yang mereka lakukan. Bersosialisasi sebagai aspek terpenting dalam membangun struktural masyarakat yang harmonis dan agamis, sehingga moral dan akhlak masyarakat terjaga dengan kebersamaan dalam peningkatan moral individu maupun kolektif.
Sabtu, penulis mendeskripsikan sebagai hari preparing mahasiswa karena di hari ini merekan mempersiapkan segala perlengkapan dan barang-barang yang akan dibawa ke study territory mereka untuk melanjutkan pendidikan merekan demi meraih gelar sarjana. Mahasiswa UIN Walisongo Semarang biasanya di hari ini, mereka mencuci pakaian, membeli barang-barang yang dibutuhkan di sana hingga melengkapi administrasi kesipilan selaku masyarakat Indonesia yang taat hukum negara. Bekerja mereka kesampingkan untuk mempersiapkan segala hal agar perjalanan mereka lancar tanpa ada yang tertinggal. Berlibur pun tak mereka rasakan demi memenuhi kebutuhan formal maupun non formal. Sesuai survey yang dilakukan penulis di tahun 2012, 86 % mahasiswa di hari terakhir sebelum berangkat untuk belajar, mereka cenderung bermalas-malasan dan lebih mengandalkan bentuan orang tua maupun sanak saudara di rumahnya. Mereka memenuhi apa yang akan dibawa dengan bersantai-santai tetapi tidak membantu pekerjaan orang tuannya di rumah, sikap inilah yang harus diminimalisir agar jiwa membantu orang tua selalu ada tanpa melihat waktu dan tempat.
1 demi 1 terpenuhi begitu pula dengan perjalanan waktu yang maju tanpa henti. Hari akhir pun datang menghampiri dengan keindahan minggu yang diselimuti mentari. Hari minggu mereka bergegas memanaskan motor, ada pula yang menuju stasiun, terminal hingga bandara untuk melakukan perjalanan ke Semarang sebagai Study Territory mereka. Sebelum berangkat merekan berpamitan dan memohon do’a kepada orang tua agar dimudahkan belajarnya dan kelak lulus menjadi orang yang berguna bagi nusa dan agama. Mereka melakukan perjalalan ada yang hingga sehari penuh untuk sampai di kota Semarang. Bandara, terminal, stasiun dan pelabuhan pun penuh dengan mahasiswa yang hilir mudik kembali ke kampus. 1 demi 1 mahasiswa tiba di kos-kosan, kontrakan dan pondok pesantren merekan yang selama ini menjadi tempat penginapan sekaligus tempat belajar di luar kelas yang efektif dan efisien selain di kelas yang bersifat formal. Beristirahat menghilangkan penat mereka yang telah melakukan perjalanan sehari semalam berkorban untuk belajar di UIN Walisongo Semarang harapan bangsa hingga bertemu di fajar esok untuk bertemu kelas formal kembali.

Itulah pendeskripsian waktu liburan mahasiswa UIN Walisongo Semarang merupakan ringkasan aktifitas yang rutin dilakukan oleh para mahasiswa untuk mengisi waktu liburan mereka. Akan tetapi, apapun yang dilakukan merupakan tonggak kesuksesan mereka yang berawal dari belajar menjalani, menganalisa, mengevaluasi hingga menghasilkan positive point di kehidupan mereka. Study never be stopped by time and place but study can do with it (Belajar tak pernah terhenti oleh waktu dan tempat akan tetapi belajar bisa dilakukan dengannya). Seperti pesan Islami yang disampaikan oleh ilmuwan Islam terdahulu yang artinya “Belajar merupakan hal yang wajib bagi setiap umat muslim pria maupun wanita” dan “Belajar ilmu dari buaian (seorang ibu) hingga ke liang lahat (bertemu dengan kematian”. Betapa pentingnya ilmu dan pedulinya Islam terhadap perkembangan ilmu di dunia, ilmu yang bermanfaat akan membawa manusia pada peradaban yang tingga dan puncak keemasan dan jika ilmu dilakukan untuk keburukan maka akan menimbulkan kehancuran manusia dan penenggelaman bangsa manusia di bumi yaitu Hari Kehancuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar