Waktu Liburan
@DianAdiPerdanaR
Kurang dari 2 bulan liburan musim semester gasal menyelimuti
seluruh mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Hal ini merupakan peristiwa rutin
dalam dunia pembelajaran di kampus UIN Walisongo Semarang, mahasiswa
mendapatkan masa liburannya setelah mereka bergelut selama kurang lebih tiga
minggu dalam masa Ujian Akhir Semester (UAS) sebagai syarat penilaian
mahasiswa. Aspek penilaian mahasiswa oleh dosen selaku pengajar berdasarkan
penilaian UTS, UAS, Keaktifan dan kedisiplinan tugas rutin. Hal ini dijalani
oleh para mahasiswa selama 1 semester kurang lebuh 4 bulan masa perkuliahan.
Holiday at Bromo |
Masa
ini sangatlah membahagiakan bagi para mahasiswa, apalagi mereka yang berasal
dari daerah yang jauh dari Kota Semarang. Hal-hal yang urgen untuk bertemu
dengan sanak saudara di tanah kelahiran hingga berlibur untuk menghilangkan
penat yang menyelimuti diri selama beberapa bulan yang lalu. Waktu liburan
selalu dipenuhi dengan banyak cerita suka yang beragam dari A sampai Z, bukan
hanya sukan yang ada tapi duka pun timbul ke permukaan perjalanan libur para
mahasiswa UIN Walisongo Semarang.
Penulis
pun mendeskripsikan liburan dengan 7 hari. Senin, mereka baru berangkat dari
semarang menuju kota tercinta mereka masing-masing, letih, lelah dan capek
menghindapi diri mereka. Ada yang menggunakan bus, pesawat, kereta, kapal laut
bahkan motor sekalipun demi memenuhi rasa kangen mereka dengan orang tua yang
telah melahirkan mereka dengan penuh perjuangan melebihi para pahlawan juang
’45.
Pada
hari selasa, mereka baru tiba di kota-kota kebanggaan hati mahasiswa, kota
kelahiran masing-masing. Ada yang langsung bahagia ketika sampai, ada yang
sedih menhantui diri halkan sikap galau pun kerap menghampiri diri para pecinta
apa saja. Ketika sampai dengan kelelahan yang menggarap tubuh membuat mereka
istirahat sekaligus mencicipi kasur yang telah lama ditinggal demi menuntut ilmu
di negeri nan jauh di mata, seperti dalam peribahasa Islam yang artinya
“Tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri Jiran”. Peribahasa ini memberikan jiwa
semangat kepada mahasiswa untuk selalu belajar mencari ilmu, pengalaman hingga
menemukan kunci kesuksesan yang akan diraih di masa depan. Belajar tidak terbatas oleh usia,
tempat dan waktu dengan kebebasan ini manusia berhak mendapatkan derajat dan
hak yang sama dalam mengenyam pendidikan di masa hidupnya.
Kemudian
hari yaitu hari rabu, para mahasiswa bergerak untuk membantu orang tua mereka
baik bekerja di sawah, ladang, berniaga di pasar maupun warung hingga menjadi
bos sehari semalam pun mereka lakoni. Hal ini sebagai bukti kecintaan, kasih
sayang dan hormat mereka kepada bapak ibu yang telah melahirkan dan merawat
para mahasiswa hingga detik ini dalam keadaan sehat wal ‘afiat. Kontribusi
mereka dalam bekerja di bidang orang tua para mahasiswa merupakan ruang
pelatihan diri dalam mengarungi bahtera kehidupan duniawi sebelum mereka
bertemu dengan yang sesungguhnya setelah lulus nanti. Birrul Walidaini yang
diajarkan dalam pendidikan Islam ialah nilai pendidikan Islam yang
memerintahkan seorang anak harus hormat kepada orang tuanya, seorang siswa
harus hormat kepada gurunya dan orang yang lebih muda harus hormat dan
menghargai orang yang lebih tua jika mereka kecuali mereka memerintah kita
kepada kejahatan atau kenistaan.
Hari
kamis merupakan hari yng sangat menyenangkan bagi mereka, di hari ini mereka
pergi ke tempat rekreasi nan indah di kota asal mereka. Sekian lama bergelut
dengan buku, sekian singkat pula refreshing pikiran. Apapun yang membuat
penat menumpuk di pikiran semata-mata disimpan terlebih dahulu demi menghapus memory
kepedihan, kebencian, kerusakan demi menciptakan positive thinking and
feeling di setiap detik belajar dan bekerja di kemudian hari. Pantai dan
gunung merupakan 2 obyek wisata yang paling digemari oleh para mahasiswa untuk
menghibur diri, dengan berlibur ke obyek tersebut belajar dan pengalaman pun
meningkat karena banyak sisi positif yang diberikan oleh obyek wisata laut dan
gunung. Apalagi telah kita ketahui, bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan
dan gugusan gunung berapi maupun non berapi ada di banyak titik. Hal ini pula
yang memberikan keseriusan rakyat Indonesia terutama para mahasiswa untuk
menjaga melestarikan obyek-obyek wisata tersebut.
Pada
hari selanjutnya yaitu jum’at biasa dikenal Moslem Day karena hari ini
merupakan hari sakral ibadah mingguan bagi kaum muslim. Indonesia memiliki
masyarakat mayoritas pemeluk agama Islam dengan itu penghormatan untuk ini pun
sangatlah tinggi. Keterbatasan terlahirkan dengan adanya kesakralan hari ini,
bekerja dan berlibur pun terbatas untuk dilakukan. Mahasiswa UIN Walisongo yang
100 % beragama Islam menjadi tauladan keagamaan di masing-masing masyarakat di
daerahnya. Maka tak dipungkiri juga aktifitas mereka menjadi sorotan masyarakat
dalam melabelkan mereka dengan realita kehidupan sehari-hari yang mereka
lakukan. Bersosialisasi sebagai aspek terpenting dalam membangun struktural
masyarakat yang harmonis dan agamis, sehingga moral dan akhlak masyarakat
terjaga dengan kebersamaan dalam peningkatan moral individu maupun kolektif.
Sabtu,
penulis mendeskripsikan sebagai hari preparing mahasiswa karena di hari
ini merekan mempersiapkan segala perlengkapan dan barang-barang yang akan
dibawa ke study territory mereka untuk melanjutkan pendidikan merekan
demi meraih gelar sarjana. Mahasiswa UIN Walisongo Semarang biasanya di hari
ini, mereka mencuci pakaian, membeli barang-barang yang dibutuhkan di sana
hingga melengkapi administrasi kesipilan selaku masyarakat Indonesia yang taat
hukum negara. Bekerja mereka kesampingkan untuk mempersiapkan segala hal agar
perjalanan mereka lancar tanpa ada yang tertinggal. Berlibur pun tak mereka
rasakan demi memenuhi kebutuhan formal maupun non formal. Sesuai survey yang
dilakukan penulis di tahun 2012, 86 % mahasiswa di hari terakhir sebelum
berangkat untuk belajar, mereka cenderung bermalas-malasan dan lebih
mengandalkan bentuan orang tua maupun sanak saudara di rumahnya. Mereka
memenuhi apa yang akan dibawa dengan bersantai-santai tetapi tidak membantu
pekerjaan orang tuannya di rumah, sikap inilah yang harus diminimalisir agar jiwa
membantu orang tua selalu ada tanpa melihat waktu dan tempat.
1
demi 1 terpenuhi begitu pula dengan perjalanan waktu yang maju tanpa henti.
Hari akhir pun datang menghampiri dengan keindahan minggu yang diselimuti
mentari. Hari minggu mereka bergegas memanaskan motor, ada pula yang menuju
stasiun, terminal hingga bandara untuk melakukan perjalanan ke Semarang sebagai
Study Territory mereka. Sebelum berangkat merekan berpamitan dan memohon
do’a kepada orang tua agar dimudahkan belajarnya dan kelak lulus menjadi orang
yang berguna bagi nusa dan agama. Mereka melakukan perjalalan ada yang hingga
sehari penuh untuk sampai di kota Semarang. Bandara, terminal, stasiun dan
pelabuhan pun penuh dengan mahasiswa yang hilir mudik kembali ke kampus. 1 demi
1 mahasiswa tiba di kos-kosan, kontrakan dan pondok pesantren merekan yang selama
ini menjadi tempat penginapan sekaligus tempat belajar di luar kelas yang
efektif dan efisien selain di kelas yang bersifat formal. Beristirahat
menghilangkan penat mereka yang telah melakukan perjalanan sehari semalam
berkorban untuk belajar di UIN Walisongo Semarang harapan bangsa hingga bertemu
di fajar esok untuk bertemu kelas formal kembali.
Itulah
pendeskripsian waktu liburan mahasiswa UIN Walisongo Semarang merupakan ringkasan
aktifitas yang rutin dilakukan oleh para mahasiswa untuk mengisi waktu liburan
mereka. Akan tetapi, apapun yang dilakukan merupakan tonggak kesuksesan mereka
yang berawal dari belajar menjalani, menganalisa, mengevaluasi hingga
menghasilkan positive point di kehidupan mereka. Study never be
stopped by time and place but study can do with it (Belajar tak pernah
terhenti oleh waktu dan tempat akan tetapi belajar bisa dilakukan dengannya).
Seperti pesan Islami yang disampaikan oleh ilmuwan Islam terdahulu yang artinya
“Belajar merupakan hal yang wajib bagi setiap umat muslim pria maupun wanita”
dan “Belajar ilmu dari buaian (seorang ibu) hingga ke liang lahat (bertemu
dengan kematian”. Betapa pentingnya ilmu dan pedulinya Islam terhadap
perkembangan ilmu di dunia, ilmu yang bermanfaat akan membawa manusia pada
peradaban yang tingga dan puncak keemasan dan jika ilmu dilakukan untuk
keburukan maka akan menimbulkan kehancuran manusia dan penenggelaman bangsa
manusia di bumi yaitu Hari Kehancuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar