Senin, 29 April 2013

KOPI BUBUK ROBUSTA DARI TEMANGGUNG


 KOPI BUBUK ROBUSTA DARI TEMANGGUNG

     bubukKabupaten Temanggung merupakan salah satu sentra tanaman kopi dan penghasil kopi terbesar di Jawa Tengah. Daerah sentra kopi terdapat di Kecamatan Candiroto, Kandangan, Bejen, Jumo dan Wonoboyo. Musim panen kopi terdapat pada bulan Juni, Juli dan Agustus. Kopi Temanggung memiliki kualitas yang baik dan banyak dibutuhkan oleh pabrik dan bernilai eksport.
     Sebagian besar kopi Temanggung dijual dalam bentuk biji oleh para petani. Dan hanya sedikit saja yang mengolah dalam bentuk kopi bubuk yang siap untuk dibuat minuman. Kurangnya minat para petani untuk menjual kopi dalam bentuk kopi bubuk disebabkan antara lain karena penjualan dalam bentuk biji lebih mudah dan langsung mendapatkan keuntungan. Sementara untuk membuat kopi bubuk dibutuhkan modal, waktu dan keahlian tertentu.
     Lain halnya bagi Heru Prayitno salah seorang petani kopi asal Desa Mento Kecamatan Candiroto. Sejak Tahun 2002 ia sudah menekuni pembuatan kopi bubuk. Laki-laki yang penah mendapat sertifikat dalam Uji Cita Rasa Kopi dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Tahun 2005 ini terus mengembangkan kopi bubuk yang memiliki cita rasa khas. Bersama dengan 10 orang lainnya yang tergabung dalam Kelompok Tani Akur II Desa Mento telah berhasil memproduksi kopi bubuk kemasan dengan merk Kopi Bubuk “Robusta”.
     Dalam setiap harinya, Kelompok Tani Akur II ini mampu memproduksi sebanyak 12 kilogram bubuk kopi. Selanjutnya sebagian dipacking dengan kemasan 200 gram bermerk Robusta dan sebagian lainnya dijual dalam bentuk bubuk kemasan plastik. Pemasaran sebagian besar masih bersifat lokal di warung-warung. Namun, dalam satu bulan terakhir ini sudah mulai ada pemesanan dalam bentuk packing dari Jakarta dan Semarang.
     Bagi para penikmat kopi, Kopi Bubuk Robusta dapat menjadi alternatif pilihan yang cita rasanya tidak kalah dengan merk lainnya. Dengan menggunakan biji kopi pilihan, Kopi Bubuk Robusta menyuguhkan kopi asli dengan aroma yang sedap dan gurih.

PROSES PEMBUATAN
     Ditemui di rumahnya, laki-laki paruh baya ini tengah sibuk menjemur biji kopi yang baru saja dikupas di depan rumahnya. Setidaknya ada satu kwintal biji kopi yang baru dijemur dengan menggunakan “kepang” atau tikar dari anyaman bambu sebanyak tujuh lembar. Sesekali biji kopi yang masih tampak basah itu dibalik agar keringnya merata. Sementara bagian yang agak kering sudah terpisah antara kulit dan bijinya.
     “Jika sudah kering, biji dan kulit terpisah dengan posisi biji berada dibawah. Maka akan mudah memisahkannya,” tutur Heru sambil menunjukkan biji kopi yang sudah kering.
     Setelah biji kopi kering dilakukan penyortiran dengan menggunakan air. Biji dimasukkan kedalam air dan biji yang kwalitasnya jelek akan mengambang di permukaan air. Setelah itu biji kopi yang kwalitasnya baik dijemur kembali sampai kering.
     Untuk menciptakan kopi bubuk yang baik, menurut Heru, ada beberapa factor yang menentukan diantaranya kematangan kopi saat memanen, cara penimbunan dan pengolahan. Kopi yang berkualitas harus dipanen pada saat matang yang ditandai warna kulit merah tua. Sementara memang ada beberapa petani yang memanen kopi masih hijau karena factor keamanan. Namun, hal ini disayangkan karena akan mempengaruhi kualitas kopi dan berpengaruh pada rasa kopi saat dibuat minuman.
     Untuk membuat kopi bubuk yang baik dibutuhkan biji kopi yang sudah ditimbun setidaknya selama satu tahun hingga lima tahun. Untuk menimbun biji kopi ini dibutuhkan cara yang benar agar biji kopi tidak rusah dan kualitasnya berubah. Cara penimbunan yang benar adalah biji kopi dimasukkan dalam karung dan tidak bersentuhan langsung dengan tanah. Biasanya digunakan papan kayu untuk meletakkan timbunan. Setelah itu biji kopi yang sudah ditimbun dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan kopi bubuk.
     Proses pembuatan kopi bubuk diawali dengan penggorengan kurang lebih selama 40 menit. Biji kopi harus matang merata baik luar maupun dalamnya dan tidak boleh hangus. Penggorengan dapat dilakukan dengan mesin maupun manual. Namun yang terpenting disini adalah kecermatan untuk mengetahui kematangan biji kopi. Sebab, jika hanya matang diluar atau terlalu matang maka akan berpengaruh pada cita rasa saat dibuat minuman. Untuk satu kilogram biji kopi dapat menghasilkan 8 ons kopi bubuk.

PEMASARAN
     Saat ini Kopi Bubuk Robusta dipasarkan di beberapa daerah baik lokal maupun luar daerah seperti Jakarta dan Semarang. Beberapa permintaan terus meningkat seperti dari Jakarta yang semula hanya 50 pack menjadi 100 pack. Selain itu Kopi Bubuk Robusta khas Mento ini juga dapat dinikmati di Trading House yang berlokasi di jalan raya Kledung – Wonosobo. Disini, para penggemar kopi dapat menikmati kopi dengan berbagai rasa campuran baik dengan gula putih maupun gula merah sampbil menikmati udara dingin dari lereng Sumbing dan Sindoro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar