KASUS KEKERASAN TERHADAP PESERTA DIDIK
Lembar kasus
Wawan, bukan nama sebenarnya adalah
seorang murid SMP kelas 1 di sebuah SMP Negeri di Semarang. Menurut
teman-temannya, Wawan adalah anak yang biasa-biasa saja dan kenakalannya pun
kenakalan yang biasa. Tapi memang Wawan diketahui sering nunggak SPP karena
orang tuanya miskin, sehingga bayaran sekolah tidak bisa lancar. Demikian pula
pada saat pelajaran ketrampilan, Wawan seringkali tidak bisa mengerjakan
pekerjaan itu karena tidak mempunyai uang untuk membeli bahan-bahan. Bahkan
karena masalah itu, Wawan dihukum dan tidak boleh mengikuti pelajaran ketrampilan.
Mendekati masa ujian kenaikan kelas,
sekolah meminta semua peserta didik untuk melunasi semua tunggakan SPP dan BP3
mereka. Namun, sampai
memasuki masa ujian kenaikan kelas, Wawan tetap tidak mampu melunasi tunggakan
itu. Ketika ujian berlangsung, Wawan tetap datang ke sekolah untuk mengikuti
ujian kenaikan kelas. Sesampainya di sekolah, Wawan pun segera memasuki
kelasnya. Pada saat Kepala Sekolah berkeliling kelas untuk mengawasi
pelaksanaan ujian, dia mendapati Wawan ikut ujian. Saat itu juga di hadapan
teman-teman sekelasnya, Kepala Sekolah mengatakan bahwa Wawan belum melunasi
SPP dan BP3. Oleh karena itu, Wawan tidak diperbolehkan mengikuti ujian dan
tidak diberi soal ujian, tetapi juga tidak boleh keluar kelas, dan dia
diharuskan menyaksikan teman-temannya menyelesaikan soal-soal ujian.
Wawan merasa sangat malu, dia memaksa untuk
keluar dari kelas dan mohon ijin untuk pulang. Namun, yang dia peroleh justru
penghinaan dari pendidik yang mengawasi ujian, dengan perkataan, ”Ini lho
akibatnya jika anak tidak membayar sekolah, makanya kalian jangan sampai
berbuat seperti itu, memangnya sekolah ini milik mbah kamu”. Sekali lagi karena
malu Wawan meminta ijin untuk pulang tetap tidak diijinkan. Bahkan sang pendidik
menghukum Wawan dengan hukuman berdiri di depan kelas selama ujian berlangsung.
Akibat hukuman itu, Wawan tidak mau lagi sekolah karena baginya sekolah adalah
hukuman dan penghinaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar