PENGARUH
KEPRIBADIAN DA’I DALAM PROSES DAKWAH
A. Pendahuluan
Kepribadian merupakan suatu
karakteristik yang melekat pada tiap individu, dimana kebribadian itu bersifat
unik dan berbeda-beda. Dalam setiap aspek kehidupan yang berkaitan dengan
masalah atau aktivitas tentunya setiap orang memiliki cara tersendiri untuk
menyelesaikan dan mengambil keputusan dalam melakoninya. Dalam pembahasan kali
ini akan di uraikan tentang bagaimana kepribadian mampu mempengaruhi da’I dalam
melaksanakan kegiatan dakwahnya.
Setiap da’I memiliki kepribadiannya
masing-masing, layaknya manusia pada umumnya da’I juga memiliki karakteristik
dalam kegiatannya yakni mengajak manusia kembali kejalan Allah SWT. Menurut
stogdill seorang da’I diibaratkan
seperti seorang leader, menurut teorinya seorang leader (da’i) di dalam
kegiatan dakwah atau penerangan agama, sikap dan sifat serta kemampuan menolong
orang lain merupakan suatu pola yang harusnya ditonjolkan, hal ini dilakukan
untuk mendapatkan simpati dari mad’unya.[1]
Untuk itulah perlu digaris bawahi bahwa
dengan kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing da’I dengan karakteristik
yang melekat padanya, maka akan ditemukan suatu barometer “seberapa efektifkah
dakwah yang telah dijalankah oleh masing-masing pendakwah?”. Dengan kepribadian
yang dipadukan dengan seni berdakwah maka akan terlihat berhasilkah seorang
da’I membawa perubahan yang baik kepada mad’uny,a untuk itulah mari kita
uraikan pada pembahasan kali ini.
B. Definisi Kepribadian
Kepribadian adalah ciri atau
karakteristik atau gaya atau sifat khas daridiri seseorang yang bersumber dari
bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya: keluarga pada masa
kecil dan juga bawaan sejak lahir.[2]
Menurut Freud (2005) kepribadian merupakan suatu struktur yang terdiri atas
tiga sistem yakni id, ego dan superego, sedangkan tingkah laku adalah hasil
dari konflik dan rekonsiliasi ketiga unsur dalam sistem kepribadian tersebut.[3]
Kepribadian dapat pula diartikan sebagai
satu totalitas terorganisir dari disposisi-disposisi psikis manusia yang
individual, yang member kemungkinan untuk membedakan cirri-cirinya yang umum
dengan pribadi lainnya. Menurut Gordon W Allport, kepribadian itu adalah
kesatuan organisasi yang dinamis
sifatnya dari sebuah sistem psikofisis individual yang menentukan kemampuan
penyesuaian diri yang unik sifatnya terhadap lingkungannya.[4]
Jadi pada intinya kepribadian
merupakan sekumpulan proses-proses psikologis yang terdiri atas kebiasaan yang
melekat dan menjadikan seseorang Nampak berbeda dari individu lainnya.
C. Definisi Da’i
Kata da’I berasal dari bahasa arab
dengan bentuk mudzakar (LK) yang berarti orang yang megajak, kalau muanas (PR)
disebut da’iyah. Dalam kamus bahasa Indonesia da’I diartikan sebagai orang yang
pekerjaannya berdakwah .[5]
Da’I dalam perspektif ilmu komunikasi diartikan sebagai komunikator yang
bertugas menyebarkan dan menyampaikan informasi-informasi dari sumber melalui
saluran yang sesuai pada komunikan.[6]
Kata
Da’I atau da’iyah menurut bahasa adalah isim fail berwazan fa’ilah dari kata
da’aa, yad’uu, daa’in. kata da’iyah bermakna suara kuda dalam suatu
peperangankarena ia menjawab orang yang berteriakteriak memanggilnya. Da’I
secara istilah adalah orang Islam yang secara syariat mendapat beban dakwah
mengajak kepada agama Allah. Tidak diragukan lagi bahwa defginisi ini mencakup
seluruh lapisan dari rasul, ulama, penguasa setiap muslim, baik laki-laki
maupun perempuan.[7]
Da’I
secara istilah adalah orang Islam yang secara syariat mendapatkan tugas dakwah dengan misi mengajak mad’u kepada agama Allah (amr ma’ruf nahi mungkar). Definisi
ini mencakup seluruh lapisan dari rasul, ulama, penguasa setiap muslim, baik
laki-laki maupun perempuan.
D. Definisi Kepribadian Da’i
Kepribadian
Dai adalah sifat atau akhlak yang harus tertanam dalam diri seorang da’i, yang
mengemban amanah berdakwah dijalan Allah.
E. Ciri-ciri Kepribadian Da’i
Untuk membuat suatu proses dakwah yang
sesuai dengan yang diharapkan maka seorang da’I harus memiliki
kriteria-kriteria kepribadian yang positif , Dan berikut ini terdapat beberapa
ciri kepribadian da’I, di antaranya:
I. Kepribadian yang bersifat Rohaniah
Kriteria yang
baik sangat menentukan proses keberhasilan dakwah, karena pada hakekatnya
dakwah tidak hanya menyampaikan teori akan tetapi memberikan teladan bagi umat
yang diseuru, keteladanan jauh lebih besar daripada kata-kata, hal ini sejalan
dengan ungkapan hikmah “Lisan al-hal
abyanu min lisan al maqal” (kenyataan itu lebih menjelaskan dari ucapan).
Klasifikasi kepribadian da’I yang bersifat rohaniah mencakup sikap, sifat dan
kemampuan dari pribadi da’i.
1.
Sifat-sifat da’I
a. Beriman dan bertaqwa kepada Allah swt
b. Ahli Taubat
c. Ahli Ibadah
d. Amanah dan Shidiq
e. Pandai Bersyukur
f. Tulus Ikhlas dan tidak mementingkan
pribadi
g. Ramah dan penuh pengertian
h. Tawaddu (Rendah hati)
i.
Sabar
dan tawakal.[8]
2.
Sikap Seorang da’i
Sikap dan tingkah laku
da’I merupakan salah satu faktor penunjang kesuksesan dakwah, masyarakat
sebagai suatu komunitas social lebih cendrung menilai karakter dan tabiat
seseorang dari tingkah laku keseharian yang dapat dilihat dan didengar. “Lihatlah apa yang dikatakan dan jangan
melihat siapa yang mengatakan” . berikut ini adalah sikap yang harus
dimiliki seorang da’i:
a. Berakhlak Mulia
b. Ing ngarso sung tulodho, ing madyo
mangun karso, tutwuri handayani
c. Disiplin dan bijaksana
d. Wara’ dan berwibawa
e. Berpandangan luas
f. Berpengetahuan
II.
Kepribadian
Jasmani
1.
Sehat Jasmani
Dalam kegiatan dakwah
diperlukan adanya akal yang sehat dan didalam akal yang sehat terdapat badan
yang sehat pula. Seorang da’I yang professional jika berdakwah dengan jumlah
sasaran yang banyak maka kesehatan jasmani mutlak diperlukan sebab bila kondisi
badan tidak memungkinkan, sedikit banyak akan mengurangi performance da’i.
2.
Berpakaian sopan dan rapi
Pakaian yang sopan,
praktis dan pantas mendorong simpati seseorang pada orang lain bahkan pakaian
pun berdampak pada kewibawaan seseorang. Seorang da’I juga harus memperhatikan
pakaian yang dikenakan, karena pakaian juga menunjukan kepribadian seseorang.[9]
Achmad
Mubarok dalam psikologi dakwah mengemukakan bahwa seorang da’I juga harus
memiliki beberapa kemampuan, diantaranya:
a. Kemampuan berkomunikasi
Dakwah adalah
mengkomunikasikan pesan kepada mad’u. komunikasi dapat dilakukan dengan lisan,
tulisan atau perbuatan. Komunikasi dapat berhasil manakala pesan dakwah itu
dipahami oleh mad’u.
b. Pemberani
Kapasitas kepemimpinan
seorang da’I boleh sekurang-kurangnya hanya dalam bidang keagamaan tapi tidak
menutup kemungkinan untuk menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan dalam
bidangsosial, ilmu pengetahuan bahkan mungkin militer. Daya tarik kepemimpinan
seseorang antara lain erletak pada keberanian, keberanian diperlukan oleh
seorang da’I untuk menyuarakan kebenaran manakala ia dihadapkan pada berbagai
tantangan. [10]
F. Hubungan Kepribadian Da’I dan
Keberhasilan dakwah
Dengan adanya pemahaman yang benar
terhadap kepribadian diri serta kegiatan dakwah, upaya yang harus dilakukan
seorang da’I adalah melaksanakan prinsip-prinsip yang dapat disaksikan dan
dirasakan pengaruhnya oleh manusia. Hal ini dapat dilakukan melalui upaya untuk
merealisasikan keberhasilan dakwah dengan jalan Ishlah An Nafs (perbaikan jiwa), seorang dai harus mengamalkan bagaimana
cara menjadi muslim yang kuat fisiknya, luas wawasan berfikirnya, mampu bekerja
keras, bersih akidahnya, benar ibadahnya, selalu berjihad melawan nafsunya, memperhatikan
waktu, teratur kehidupannya, dan bermanfaat untuk orang lain.
Dengan Ishlah
An Nafs (perbaikan jiwa) diharapkan akan tercipta makna ubudiyah kepada
Allah, terdidik dengan agama Islam dan menjadi terbina dengan baik fisik, akal
dan ruhaniyahnya. Karakter manusia yang mulia akan benar-benar tampak, sehingga
benar-benar menjadi manusia Ahsanu Taqwim.[11]
G. Kesimpulan
Suksesnya suatu kegiatan dakwah
tergantung bagaimana usaha da’I dalam menyampaikan pesanya kepada mad’u Namun dalam kegiatan penyampaiannya terdapat
salah satu faktor yang begitu dekat dan tentunya sangat berperan dalam sukses
atau tidaknya kegiatan dakwah, faktor tersebut ialah kepribadian yang melekat
pada diri da’I sebagi juru dakwah. Apabila seorang da’I memiliki kepribadian
yang menarik akan berhasillah dakwahnya dan sebaliknya jika da’I memiliki
kepribadian yang tidak menarik hati dan tidak memiliki daya tarik, pastilah
dakwahnya tidak akan sukses.
”Kalau
engkau keras dan kasar hati, niscahya mereka itu akan beralih dari keliling
engkau. Oleh sebab itu maafkanlah mereka itu dan mohonkanlah ampun untuk mereka
dan ajarkanlah mereka musyafarat dalam urusan itu. Dan apabila engkau telah
berazam, maka tawakallah kepada Allah SWT.
(Q.s Ali Imran: 159)
Daftar Pustaka
Arifin.
1977. Psikologi dakwah. Jakarta:
Bulan Bintang.
Enjang
AS dan Aliyudin. 2009. Dasar-dasar Ilmu Dakwah. Jakarta : Widya
Padjajaran.
Faizah dan Lalu Muchsin
Effendi. 2009. Psikologi Dakwa. Jakarta:
Prenanda Media Group.
Kartono.
Kartini. 2005. Teori
Kepribadian. Bandung: CV Mandar Maju.
Mansur.
Mustafa. 2000. Fiqhud Dakwah. Jakarta: Al-I’tishom,
Sjarkawi. 2008. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta : Bumi Aksara.
http://sitiandriyani.blogspot.com/2010/12/kepribadian-dai.html
Jum’ah Amin Abdul Aziz.
2011. Fiqih
Dakwah. Solo: PT ERA Adicitra Intermedia.
[1] Arifin, Psikologi dakwah,(
Jakarta: Bulan Bintang, 1977), hal 113
[2] Dr. Sjarkawi, Pembentukan
Kepribadian Anak, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hal 11
[3] Ibid, Dr. Sjarkaw,i hal 17
[4] Kartini Kartono, Teori
Kepribadian, (Bandung: CV Mandar Maju, 2005), hal 11
[5] Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-dasar
Ilmu Dakwah, (Jakarta : Widya Padjajaran, 2009), hal 73
[6] Ibid, Enjang AS dan Aliyudin hal 75
[7]
http://sitiandriyani.blogspot.com/2010/12/kepribadian-dai.html
[8] Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Prenanda Media Group, 2009), hal 96
[9] Ibid, Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, hal 100
[10] Mustafa Mansur, Fiqhud Dakwah,
(Jakarta: Al-I’tishom, 2000), hal 104
[11] Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqih
Dakwah, (Solo: PT ERA Adicitra Intermedia, 2011), hal 59
Tidak ada komentar:
Posting Komentar