Ketahanan
Pangan Bangsa untuk Kesejateraan Sosial
(Dian
Adi Perdana/MD)
Indonesia
merupakan negara yang sangat luas hingga dalam sebuah penelitian menyebutkan “Wilayah
Indonesia 2/3 dari wilayah adalah perairan dan 1/3 berupa daratan”. Artinya
Indonesia memiliki wiilayah perairan yang lebih besar daripada daratan, baik
itu berupa laut, danau, sungai dan lain-lain. Akan tetapi, kenyataanya
masyarakat Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan hidupo mereka dari hasil
bumi ataupun laut yang dimiliki negara Indonesia. Bahkan, pada tahun 1998
bangsa Indonesia mencapai masa keterpurukan yang begitu besar hingga berimbas
pada inflasi ekonomi meningkat dan masyarakat sulit untuk mendapatkan kebutuhan
pokok untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Kejadian tersebut sering
kita sebut “Krisis Moneter” dan tragedi tersebut memperburuk ekonomi bangsa
hingga tahun 2004 dengan fakta beberapa wilayah Indonesia terlepas dan merdeka
bahkan direbut oleh bangsa lain. Sehingga inilah yang mencederai ketatanegaraan
dan kesejahteraan sosial Indonesia.
Secara
global menurut FAO Agricultural and Developemnt Economics Division,
ketahanan pangan merupakan ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang
mengaksesnya. Sebuah kehidupan berumah tangga
bisa dikatakan memiliki ketahanan pangan jika penghuninya tidak berada
dalam kondisi kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan. Dan WHO pun
mendefinisikan tiga komponen dalam sektot ketahanan pangan yaitu, ketersediaan
pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan. Definisi di atas disempurnakan
oleh FAO dengan komponen keempat yaitu, kestabilan dari ketiga komponendalam
kurun waktu yang panjang, yang dijabarkan oleh WHO.
Tercatat
bahwa ketika memasuki tahun 2000 hingga akhir tahun 2003, bangsa Indonesia banyak
yang menderita penyakit aneh bahkan gizi buruk dan busung lapar pun menyerang
bangsa ini. Hal inilah yang menjadi pekerjaan besar bagi pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan sosial dengan memperhatikan ketahanan pangan di
Indonesia. Indonesia merupakan negara agraris, yang artinya memiliki wilayah
hijau begitu besar di dunia dan terutama di wilayah Asia Tenggara. Hasil bumi
yang diperoleh dari tanah ini pun tergolong kualitas baik dan mencukupi
kuantitas masyarakat Indonesia, seperti yang bisa kita lihat yaitu padi, sayur
mayur hingga buah-buahan. Akan tetapi realitanya, hasil bumi yang ada tidak
mampu memenuhi kebutuhan pangan bangsa Indonesia hingga Indonesia mengimpor
beberapa kebutuhan pokok masyarakat dari negara-negara tetangga seperti beras
dari Thailand dan Vietnam, Ikan dari Singapura dan Filipina, dan lain-lain.
Inilah yang menjadi bukti bahwa ketahanan pangan Indonesia kini lemah dan
semakin menurun.
Ketahanan
pangan merupakan ukuran pertahanan nasional terhadap gangguan di masa depan
atau ketiadaan suplai pangan penting akibat beberapa faktor seperti kekeringan,
gangguan transportasi darat, laut maupun udara, kelanggaan bahan bakar, ketidak
stabilan ekonominsional dan internasional, dan peperangan yang melimbatkan
bangsa. Penilaian suatu bangsa yang memiliki ketahanan pangan yang baik
berdasarkan sisi keswadayaan dan perseorangan dalam nasional bangsa, dan adanya
ketergantungan bangsa satu terhadap bangsa lainnya pada kebutuhan pangan
nasional.
Kondisi
ketahanan pangan Indonesia pada saat ini memburuk dikarenakan peralihan fungsi
dari lahan pertanian menjadi pembangunan , sehingga pasok pangan yang Indonesia
miliki saat ini semakin sedikit dikarenakan banyaknya lahan hijau yang disulap
menjadi lahan bangunan megah demi terciptanya pembangunan nasional yang telah
lama dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Padahal, lahan-lahan hijau yang ada
di Indonesia banyak sekali manfaatnya terutama dalam memenuhi pasokan pangan
yang dibutuhkan masyarakan Indonesia. Akan tetapi, di beberapa wilayah
Indonesia masih banyak yang mempertahankan lahan-lahan hijau dan melestarikannya
demi bangsa Indonesia yang baik. Inilah yang harus diperhatikan oleh pemerintah
bangsa ini, bahwasanya penanaman investasi pada sektor perumahan harus dibatasi
agar lahan-lahan hijau yang ada di Indonesia tidak semakin hilang.
Indonesia
kini termasuk negara yang masih tergolong baik pada sektor ketahanan pangan,
apalagi ada beberapa kebijakan pemerintah yang menganjurkan penggunaan produk
dalam negeri, dalam hal ini segala apapun yang dihasilkan oleh bumi, tangan,
dan pikiran bangsa dan negara Indonesia. Ketahanan pangan sangatlah mendukung
bangsa ini dalam meningkatkan taraf kehidupan sosial dan kesejahteraan
masyarakat. Segala sektor yang dimiliki bangsa ini adalah sektor pendukung
dalam memperbaiki ketahanan pangan Indonesia.
Prinsip
bangsa Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pokok bisa dengan memperhatikan
perspektif yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam memenuhi keberadaan dan
keberlangsungan hidup bangsa. Ketika bangsa Indonesia memiliki perspektif
komsutif maka keberadaan mereka tidak akan harmonis dan keberlangsungan hidup
mereka pun bisa dinilai buruk. Akan tetapi, jika bangsa Indonesia memiliki
perspektif produktif maka peningkatan taraf hidup pun membaik dan bermanfaat
dalam pembangunan di segala sektor.
Dinamika
kehidupan Indonesia di atas, merupakan bentuk perhatian bangsa terhadap
ketahanan pangan yang disebabkan beberapa hal, seperti sosial ekonomi, sosian
politik dan HAM, sosial agama, dan sosial budaya. Jika bangsa ini mampu
memahami faktor di atas, mereka pasti mampu mencapai taraf kehidupan yang baik
dan ketahanan pangan yang dimiliki Indonesia terjaga. Namun demikian, esensi
dari ketahanan pangan dan peranan masyarakat dan pemerintah sama yaitu
menumbuhkan gaya hidup produktif dan menjaga nilai-nilai produktivitas dan
pembangunan nasional melalui ketahanan pangan nasional.
Jika
sebab di atas diacuhkan oleh pemerintah dan masyarakat, maka kehancuran pangan
nasional pun akan semakin menjadi-jadi, seperti kerusakan lingkungan, konversi
lahan, tingginya bahan bakar, pemanasan iklim, dan lain-lain. Membangun gaya
hidup produktiflah yang mampu menghalau kerusakan pada sektor ketahanan pangan
di masa depan. Pemanfaatan hasil bumi yang ada di daerah-daerah bahkan ciri
khas hasil bumi tersebut sebagai salah satu merubah konsumtif menuju produktif
Salah
satu contoh solusi untuk bangsa dalam mempertahankan kebutuhan nasional bangsa
ialah pelatihan terhadap para petani dan peladang dalam menjaga perlindungan
tanaman di sawah dan ladang yang mereka miliki. Perlindungan secara aman dan
efektif merupakan hal yang mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil bumi
Indonesia, yang nantinya akan mampu meminimalisir impor produk hasil bumi dalam
memenuhi kebutuhan pokok bangsa Indonesia. Sisi lain juga pemerintah harus bisa
menjaga kestabilan investasi dalam negeri maupun asing kepada bangsa Indonesia
dalam sektor pembangunan agar lahan hijau yang dimiliki tidak surut hilang.
Mempertahankan
dan menciptakan ketahanan pangan nasional yang baik merupakan tanggung jawab
bersama secara nasional dan melibatkan semua elemen masyarakat. Hal ini
dimaksudkan agar perencanaan nasional pada sektor ketahanan pangan nasional
dapan dilaksanakan dengan baik dan mendapatkan perhatian yang lebih karena
berkaitan dalam memenuhi pangan nasional. Dengan keterlibatan semua elemen ketahanan
pangan bisa mengubah taraf hidup bangsa Indonesia yang semakin baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar