Senin, 06 November 2017

CONTOH LAPORAN PPL

BAB I
MASALAH YANG DIHADAPI SELAMA PELAKSANAAN PPL

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib dilaksanakan mahasiswa praktikan, sebagai latihan penerapan teori yang diperoleh dari mata kuliah lain pada semester sebelumnya. Melalui pelatihan tersebut, mahasiswa akan memperoleh pengalaman dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah maupun diluar sekolah secara nyata.
Dalam pelaksanaan PPL, tidak lepas dari suatu permasalahan yang dihadapi secara individu maupun secara kelompok. Penulis akan menyampaikan permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan PPL meliputi masalah dalam penyusunan RPP, latihan praktik mengajar, bimbingan belajar/ ekstrakulikuler, partisipasi di sekolah praktikan dan proses bimbingan dengan guru pamong dan dosen pembimbing.  

A.  Penyusunan RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP) adalah suatu rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian proses belajar untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
Masalah yang dihadapi dalam penyusunan RPP diantaranya buku panduan dari sekolah untuk mata pelajaran PAI (Al- Qur’an hadits ) terkadang masih ada kesalahan dalam buku tersebut. Sehingga peserta didik harus siap menerima ralatan dari guru.
Masalah lain dalam pembuatan RPP adalah kesulitan merencanakan kegiatan pembelajaran karena keterbatasan fasilitas sekolah dan dibarengi dengan jadwal mengajar mahasiswa praktikan lainnya terutama masalah peminjaman LCD. Penulis mengalami kesulitan dalam menentukan atau merencanakan aktifitas pembelajaran yang tepat karena penulis harus menyesuaikan keadaan peserta didik dan fasilitas, sehingga pemilihan metode pun menjadi masalah bagi penulis.
B.  Latihan Praktik Mengajar
Latihan mengajar adalah kegiatan inti pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Walaupun penulis telah membuat RPP, namun pada praktiknya penulis masih menemukan berbagai permasalahan, yaitu keadaan peserta didik yang sulit untuk dikondisikan. Sering ketika penulis masuk ke dalam kelas, peserta didik belum mempersiapkan buku pelajaran dan pergi ke kantin atau ijin ke kamar mandi dengan teman lainnya meskipun penulis telah menegur beberapa kali. Hal itu tentu akan mengganggu proses pembelajaran.
Pengelolaan waktu juga merupakan masalah yang dihadapi penulis dalam latihan mengajar. Penulis menargetkan pembelajaran PAI bidang Al- Qur’an 2 jam pelajaran, tetapi pada kenyataannya penulis terkadang kelebihan waktu ataupun kekurangan waktu untuk menjalankan rencana pembelajaran, faktor penyebabnya adalah situasi kelas yang kurang bisa dikondisikan dan peserta diidk memerlukan waktu yang cukup lama untuk menulis dan menghafal penjelasan dari penulis. Hal ini juga termasuk hambatan yang penulis alami selama praktikan dilapangan.

C.  Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler
Di sekolah praktikan, terdapat kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti oleh siswa setempat. Seperti Paskibraka, BTA (Baca Tulis Al Quran) dan lain lain. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan bakat atau minat peserta didik di sekolah praktikan.
Masalah yang penulis hadapi dalam kegiatan ekstrakulikuler adalah ektrakulikuler yang di laksanakan setelah jam pulang membuat peserta didik ingin segera pulang dan tidak mau mengikuti kegiatan ini, walau ada jeda sedikit untuk mereka beristirahat atau bersantai-santai. Kondisi kelas yang kurang kondusif juga masalah yang di hadapi penulis, mengingat keinginan mereka ingin segera pulang. Adapun jadwal ektrakulikuler peserta didik ada yang terbentur dengan jadwal ekstrakulikuler lain, hal ini membingungkan peserta didik untuk memilih ekstrakulikuler mana yang harus di dahulukan terlebih dahulu.
D.  Partisipasi di Sekolah Praktikan
Kegiatan belajar mengajar bukanlah satu-satunya kegiatan di sekolah praktikan. Kegiatan diluar kegiatan KBM pun penulis ikuti, seperti contoh: pelaksanaan jadwal piket yang meliputi kegiatan penertiban siswa dan mengisi kelas yang kosong, absensi keliling dan merekapnya, menjaga penitipan dan pengembalian HP mengisi kegiatan ekstrakulikuler BTA, menjadi panitia dan juri saat acara 17 agustus.
Dalam pelaksanaan kegiatan diluar KBM, masalah yang sering dihadapi adalah kurangnya koordinasi pihak PPL, terkadang ada sedikit perbedaan pendapat. Tetapi semua kegiatan diluar KBM tersebut tetap dapat berjalan lancar.

E.  Proses Bimbingan dengan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing Lapangan
Peranan guru pamong sangat penting bagi penulis. Dalam praktik mengajar, guru pamong selalu memberikan kritik yang membangun sehingga penulis bisa mengetahui letak kesalahan selama proses pembelajaran dan penulis bisa memperbaiki kesalahan untuk pertemuan selanjutnya.
Dalam proses bimbingan dengan guru pamong, penulis tidak menghadapi masalah yang begitu signifikan. Mengenai proses bimbingan dengan DPL karena keterbatasan waktu mengakibatkan proses bimbingan dengan  Dosen Pembimbing Lapangan kurang maksimal.









BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIHADAPI

Dari pemaparan penulis tentang masalah diatas, mahasiswa praktikan mengalami kendala yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
A.  Penyusunan RPP
Faktor-faktor penyebab dalam penyusunan RPP adalah kurang cermatnya penulis dalam merangkai kata, ketikan kata serta hambatan dalam menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran dan perbedaan model RPP antara penulis dan guru pamong, sehingga RPP yang disusun dirasa belum tepat oleh guru pamong. Permasalahan lain yaitu dalam merencanakan aktifitas pembelajaran dikarenakan penulis kurang memahami karakter tiap peserta didik sehingga seringkali pemilihan metode pembelajaran yang diterapkan dalam kelas tidak berjalan kurang maksimal karena sulitnya mengkondisikan kelas.

B.  Latihan Praktik Mengajar
Masalah yang penulis hadapi dalam proses belajar mengajar dikarenakan penulis belum bisa menerapkan RPP dengan baik. Seperti penjelasan sebelumnya, alokasi waktu menjadi masalah dalam kegiatan belajar mengajar dan kondisi kelas yang kurang bisa dikondisikan karena banyak siswa yang kurang memberikan perhatiannya selama proses belajar. Selain itu, penulis mengajar 6 kelas, terkadang ada kelas yang antusias mengikuti metode yang penulis terapkan, terkadang juda ada kelas yang kurang antusias terhadap metode pemvbelajaran yang penulis terapkan dalam bidang pelajaran Qur’an Hadits. Penulis juga menemukan beberapa siswa yang tidak menyukai pelajaran Qur’an Hadits, penyebabnya antara lain: kurang bisa membaca Al-Qur’an (yang lulusan SMP), tidak terbiasa menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an sehingga siwa kesulitan menghafalkan.
Penulis menyadari bahwa dalam latihan mengajar penulis belum bisa mengkondisikan kelas dengan baik, hal ini dikarenakan karena ada beberapa siswa yang membuat kegaduhan selama proses pembelajaran dan mengganggu siswa lain di sekitarnya, sehingga mengurangi kefokusan belajar siswa lain. Selain itu, penulis juga menyadari bahwa penulis belum bisa menerapkan game atau permainan untuk menggugah semangat siswa sehingga proses pembelajaran terkesan monoton.

C.  Bimbingan  Belajar /Ekstrakulikuler
Masalah yang berkaitan dengan bimbingan belajar /ekstrakulikuler adalah kurang bisa mengkondisikan kelas. Kebetulan penulis  mengajar ekstrakulikuler BTA di kelas X IPA 3. Hal ini disebabkan karena waktu pelaksanaan ektrakulikulernya sehabis pulang sekolah, jadi mereka pada ingin segera pulang, terkadang ada yang bolos pulang, ada yang pergi ke kantin, ada yang masih di mushola. Hal inilah yang membuat siswa malas mengikuti ekstrakulikuler.
Faktor lainnya yaitu siswa yang dahulunya lulusan SMP belum bisa lancar membaca Al-Qur’an, bahkan tidak mengerti membaca Al-Qur’an dengan jadwid yang benar. Menulis Al-Qur’anpun termasuk kendalan yang dihadapi para siswa.
Mengenai jadwal ekstrakulikuler yang terbentur dengan jadwalnya ekstrakulikuler yang lain, seharusnya ada konfirmasi terlebih dahulu dari pihak siswanya dan pengampu ekstrakulikuler tersebut.

D.  Partisipasi di Sekolah Praktikan
Penyebab dari permasalahan kegiatan diluar KBM adalah kurangnya komunikasi antar mahasiswa PPL. Karena di MAN 2 Semarang ada 5 universitas yang menempatkan mahasiswa PPLnya di sana. Misalnya ketika di tugasi menjadi Guru Piket, sering terjadi sedikit konflik antar mahasiswa PPL. Mulai dari meninggalkan lobi tidak lapor dengan koordinasi tim piket pada hari itu, sehingga lobi kosong. Misalnya ada orang tua siswa menitipkan sesuatu di penitipan, namun mahasiswa PPL yang bertugas tidak tanggung jawab, dan menjadikan masalah baru. Sehingga pihak sekolah terkadang sedikit kecewa terhadap kinerja mahasiswa PPL.

E.  Proses Bimbingan dengan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing Lapangan
Dalam proses bimbingan dengan guru pamong, penulis tidak menemukan masalah yang begitu signifikan. Penulis dengan sabar selalu minta bimbingan untuk praktik mengajar selanjutnya agar bisa memperbaiki kekurangan penulis selama mengajar. Tetapi dalam bimbingan guru pamong selalu memberikan motivasi serta masukan yang baik.
Mengenai bimbingan dengan DPL, selama kurang lebih 2 bulan kegiatan PPL, Dosen Pembimbing Lapangan melakukan kunjungan … kali, penulis merasa bahwa bimbingan dengan DPL kurang maksimal karena keterbatasan waktu yang dimiliki DPL untuk melakukan kunjungan di sekolah praktikan.
Seharusnya DPL tetap berpegang pada komitmen untuk melakukan kunjungan dan bimbingan. Karena hal ini dapat menjadi penambah semangat motivasi bagi penulis untuk praktek mengajar dengan baik. Untuk itu penulis harapkan untuk PPL yang akan datang DPL sering-sering mengunjungi para praktikan, karena hal ini secara tidak lagsung memberikan motivasi kepada para praktikan.



BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH

A.  Penyusunan RPP
Atas bimbingan dari guru pamong, akhirnya masalah-masalah dalam penyusunan RPP dapat diatasi, diantaranya:
1.        Masalah yang berk
2.        aitan dengan perbedaan model penyusunan RPP, akhirnya penulis diberi soft file RPP oleh guru pamong sehingga dapat mempermudah penyusunan RPP dengan benar.
3.        Dalam hal pemilihan metode mengajar, penulis harus melakukan pendekatan dengan siswa untuk mengenal karakter masing-masing, sehingga dapat ditentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan siswa.

B.  Latihan Praktik Mengajar
Penanggulangan masalah yang berkaitan dengan latihan praktik mengajar diantaranya:
1.      Karakter anak dalam satu kelas pasti berbeda-beda, penulis telah memaparkan permasalahan dalam latihan praktik mengajar yang salah satunya adalah managemen kelas. Untuk membuat kelas menjadi semangat perlu diadakan warming-up terlebih dahulu sehingga siswa ingin tahu apa yang akan mereka pelajari. Selain itu guru juga harus tegas kepada siswa yang membuat kegaduhan agar tidak mengganggu siswa lainnya.
2.      Seorang guru harus bisa mengatasi permasalahan yang mungkin muncul. Misalnya sedikitnya materi LKS yang di miliki siswa, sehingga penulis harus pintar-pintar mencari tambahan bahan ajar dan menerapkan metode yang menarik agar pembelajaran bisa berjalan dengan lancer.



C.  Bimbingan Belajar /Ekstrakulikuler
Masalah yang berkaitan dengan bimbingan belajar /ekstrakulikuler adalah kurang bisa mengkondisikan kelas. Kebetulan penulis  mengajar ekstrakulikuler BTA di kelas X IPA 3. Hal ini disebabkan karena waktu pelaksanaan ektrakulikulernya sehabis pulang sekolah, jadi mereka pada ingin segera pulang, terkadang ada yang bolos pulang, ada yang pergi ke kantin, ada yang masih di mushola. Hal inilah yang membuat siswa malas mengikuti ekstrakulikuler.
Upaya penanggulangan masalah ini adalah pihak PPL harus sering melakukan pemantauan siswa-siswa yang belum bisa dalam bidang BTA. Dan melahnya sedikit demi sedikit tanpa ada paksaan. Sering mengijinkan siswa yang lulusan dari SMP untuk mempraktikan membaca Al-Qur’an.

D.  Partisipasi di Sekolah Praktikan
Mengajar bukanlah satu-satunya kegiatan selama PPL, namun mahasiswa praktikan diharapkan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan oleh pihak sekolah. Dari pihak sekolah mengharapkan agar mahasiswa praktikan lebih progresif  sehingga praktikan PPL akan lebih memaknai guru yang sebenarnya. Oleh karena itu, komunikasi dengan mahasiswa PPL lain dan juga pada pihak sekolah sangat diperlukan agar kegiatan-kegiatan yang direncanakan dapat berjalan dengan baik.

E.  Proses Bimbingan dengan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing Lapangan 
Sejauh ini penulis tidak menghadapi masalah yang begitu signifikan dalam proses bimbingan dengan guru pamong. Guru pamong selalu memberi masukan yang membangun kepada penulis agar penulis bisa lebih baik dalam mengajar dari hari sebelumnya.
Dalam proses bimbingan dengan DPL, penulis merasa kurang maksimal karena beliau mengunjungi tim PPL hanya beberapa kali saja dan pertemuan terakhir  DPL melakukan penilaian, hal ini dikarenakan karena keterbatasan waktu yang dimiliki DPL. Karena keterbatasan waktu yang dimiliki DPL, penulis memanfaatkan waktu kunjungan DPL untuk berkonsultasi demi kelancaran tugas PPL.




























BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan PPL adalah salah satu program yang bertujuan untuk membimbing mahasiswa ke arah terbentuknya pribadi yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap. Selain itu kegiatan PPL juga untuk melatih dan meningkatkan kompetensi keguruan mahasiswa agar dapat terampil melaksanakan tugas-tugas kependidikan.
Kegiatan PPL tentu tidak lepas dari masalah yang dihadapi, faktor-faktor penyebab masalah dan upaya penanggulangan masalah tersebut. Dengan melaksanakan kegiatan PPL, penulis bisa menerapkan  teori yang diperoleh dari kegiatan perkuliahan.
Dari pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan(PPL) di MAN 2 Semarang, dapat diambil kesimpulan antara lain:
1.    Seorang guru hendaknya siap dengan perangkat pembelajaran, mampu menggali informasi dari siswa, memilih media yang tepat, mampu mengkondisikan kelas, melakukan umpan balik kepada siswa, dan melakukan evaluasi.
2.    Kegiatan pembelajaran yang dilakukan akan berjalan efektif apabila adanya komunikasi yang baik antara siswa dan guru
3.    Guru harus mampu mencipatakan kondisi belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa.
4.    Guru harus siap dengan segala kemungkinan yang mungkin muncul selama proses pembelajaran dan melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa membangkitkan semangat belajar siswa.
5.    Selama berlangsungnya proses belajar mengajar, guru harus berperan sebagai guru yang profesional. 



B.  Saran
Adapun saran yang dapat dipraktikan antara lain:
1.    Mahasiswa dan DPL harus sering berkomunikasi. Sebagai contoh ketika akan diadakan penilaian, DPL tidak memberikan kabar mengapa tidak bisa hadir sesuai jadwal yang telah disepakati dengan mahasiswa. Hal ini akan menimbulkan kesan yang buruk terhadap sekolah praktikan.
2.    Praktikan dan guru pamong harus selalu menjaga komunikasi yang baik agar tidak muncul kesan yang buruk.
3.    Mahasiswa hendaknya tidak merasa terbebani dengan tugas-tugas dari guru pamong. Tugas-tugas dari guru pamong akan memberikan manfaat di kemudian hari, apalagi kita memang dipersiapkan untuk menjadi seorang guru.
4.    Untuk kegiatan sekolah, seharusnya lebih intens melakukan komunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman pihak sekolah dengan pihak PPL, meskipun kegiatan berjalan dengan lancar namun alangkah baiknya jika kita lebih sering berkomunikasi.

C.  PENUTUP
Demikianlah laporan ini penulis susun, penyusunan laporan ini tentu tidak terlepas dari kekurangan oleh karena itu saran serta kritik yang konstrutif sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar