BAB I
MASALAH YANG DIHADAPI SELAMA
PELAKSANAAN PPL
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
merupakan salah satu mata kuliah yang wajib dilaksanakan mahasiswa praktikan,
sebagai latihan penerapan teori yang diperoleh dari mata kuliah lain pada
semester sebelumnya. Melalui pelatihan tersebut, mahasiswa akan memperoleh
pengalaman dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah maupun
diluar sekolah secara nyata.
Dalam pelaksanaan PPL, tidak lepas
dari suatu permasalahan yang dihadapi secara individu maupun secara kelompok.
Penulis akan menyampaikan permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan PPL
meliputi masalah dalam penyusunan RPP, latihan praktik mengajar, bimbingan
belajar/ ekstrakulikuler, partisipasi di sekolah praktikan dan proses bimbingan
dengan guru pamong dan dosen pembimbing.
A.
Penyusunan RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajarn
(RPP) adalah suatu rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
proses belajar untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
Masalah yang dihadapi dalam
penyusunan RPP diantaranya buku panduan dari sekolah untuk mata pelajaran PAI
(Al- Qur’an hadits ) terkadang masih ada kesalahan dalam buku tersebut.
Sehingga peserta didik harus siap menerima ralatan dari guru.
Masalah lain dalam pembuatan RPP
adalah kesulitan merencanakan kegiatan pembelajaran karena keterbatasan
fasilitas sekolah dan dibarengi dengan jadwal mengajar mahasiswa praktikan
lainnya terutama masalah peminjaman LCD. Penulis mengalami kesulitan dalam
menentukan atau merencanakan aktifitas pembelajaran yang tepat karena penulis
harus menyesuaikan keadaan peserta didik dan fasilitas, sehingga pemilihan
metode pun menjadi masalah bagi penulis.
B.
Latihan
Praktik Mengajar
Latihan mengajar adalah kegiatan
inti pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Walaupun penulis telah
membuat RPP, namun pada praktiknya penulis masih menemukan berbagai
permasalahan, yaitu keadaan peserta didik yang sulit untuk dikondisikan. Sering
ketika penulis masuk ke dalam kelas, peserta didik belum mempersiapkan buku pelajaran
dan pergi ke kantin atau
ijin ke kamar mandi dengan teman lainnya meskipun penulis telah
menegur beberapa kali. Hal itu tentu akan mengganggu proses pembelajaran.
Pengelolaan waktu juga merupakan
masalah yang dihadapi penulis dalam latihan mengajar. Penulis menargetkan
pembelajaran PAI bidang Al- Qur’an 2 jam pelajaran, tetapi pada kenyataannya
penulis terkadang kelebihan waktu ataupun kekurangan waktu untuk menjalankan
rencana pembelajaran, faktor penyebabnya adalah situasi kelas yang kurang bisa
dikondisikan dan peserta diidk memerlukan waktu yang cukup lama untuk menulis dan
menghafal penjelasan dari penulis. Hal ini
juga termasuk
hambatan yang penulis alami selama praktikan dilapangan.
C.
Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler
Di sekolah praktikan, terdapat
kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti oleh siswa setempat. Seperti Paskibraka,
BTA (Baca Tulis Al Quran) dan lain lain. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan bakat atau minat peserta
didik di sekolah praktikan.
Masalah yang penulis hadapi dalam
kegiatan ekstrakulikuler adalah ektrakulikuler yang di laksanakan setelah jam
pulang membuat peserta didik ingin segera pulang dan tidak mau mengikuti
kegiatan ini, walau ada jeda sedikit untuk mereka beristirahat atau bersantai-santai.
Kondisi kelas yang kurang kondusif juga
masalah yang di hadapi penulis, mengingat keinginan mereka ingin segera pulang.
Adapun jadwal ektrakulikuler peserta didik ada yang terbentur dengan jadwal
ekstrakulikuler lain, hal ini membingungkan peserta didik untuk memilih
ekstrakulikuler mana yang harus di dahulukan terlebih dahulu.
D.
Partisipasi di
Sekolah Praktikan
Kegiatan belajar mengajar bukanlah
satu-satunya kegiatan di sekolah praktikan. Kegiatan diluar kegiatan KBM pun
penulis ikuti, seperti contoh: pelaksanaan jadwal piket yang meliputi kegiatan
penertiban siswa dan mengisi kelas yang kosong, absensi keliling dan merekapnya,
menjaga penitipan dan pengembalian HP mengisi kegiatan ekstrakulikuler BTA, menjadi
panitia dan juri saat acara 17 agustus.
Dalam pelaksanaan kegiatan diluar
KBM, masalah yang sering dihadapi adalah kurangnya koordinasi pihak PPL, terkadang ada sedikit perbedaan pendapat. Tetapi semua kegiatan diluar KBM tersebut
tetap dapat berjalan lancar.
E.
Proses
Bimbingan dengan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing Lapangan
Peranan guru pamong sangat penting
bagi penulis. Dalam praktik mengajar, guru pamong selalu memberikan kritik yang
membangun sehingga penulis bisa mengetahui letak kesalahan selama proses
pembelajaran dan penulis bisa memperbaiki kesalahan untuk pertemuan
selanjutnya.
Dalam proses bimbingan dengan guru
pamong, penulis tidak menghadapi masalah yang begitu signifikan. Mengenai
proses bimbingan dengan DPL karena keterbatasan waktu mengakibatkan proses
bimbingan dengan Dosen Pembimbing
Lapangan kurang maksimal.
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG
DIHADAPI
Dari pemaparan
penulis tentang masalah diatas, mahasiswa praktikan mengalami kendala yang
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
A.
Penyusunan RPP
Faktor-faktor penyebab dalam
penyusunan RPP adalah kurang cermatnya penulis dalam merangkai kata, ketikan
kata serta hambatan dalam menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran dan perbedaan
model RPP antara penulis dan guru pamong, sehingga RPP yang disusun dirasa
belum tepat oleh guru pamong. Permasalahan lain yaitu dalam merencanakan
aktifitas pembelajaran dikarenakan penulis kurang memahami karakter tiap
peserta didik sehingga seringkali pemilihan metode pembelajaran yang diterapkan
dalam kelas tidak berjalan kurang maksimal karena sulitnya mengkondisikan
kelas.
B.
Latihan
Praktik Mengajar
Masalah yang penulis hadapi dalam
proses belajar mengajar dikarenakan penulis belum bisa menerapkan RPP dengan
baik. Seperti penjelasan sebelumnya, alokasi waktu menjadi masalah dalam
kegiatan belajar mengajar dan kondisi kelas yang kurang bisa dikondisikan
karena banyak siswa yang kurang memberikan perhatiannya selama proses belajar.
Selain itu, penulis mengajar 6 kelas, terkadang ada kelas yang antusias
mengikuti metode yang penulis terapkan, terkadang juda ada kelas yang kurang
antusias terhadap metode pemvbelajaran yang penulis terapkan dalam bidang
pelajaran Qur’an Hadits. Penulis juga menemukan beberapa siswa yang tidak
menyukai pelajaran Qur’an Hadits, penyebabnya antara lain: kurang bisa membaca
Al-Qur’an (yang lulusan SMP), tidak terbiasa menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an
sehingga siwa kesulitan menghafalkan.
Penulis
menyadari bahwa dalam latihan mengajar penulis belum bisa mengkondisikan kelas
dengan baik, hal ini dikarenakan karena ada beberapa siswa yang membuat
kegaduhan selama proses pembelajaran dan mengganggu siswa lain di sekitarnya,
sehingga mengurangi kefokusan belajar siswa lain. Selain itu, penulis juga
menyadari bahwa penulis belum bisa menerapkan game atau permainan untuk
menggugah semangat siswa sehingga proses pembelajaran terkesan monoton.
C.
Bimbingan Belajar /Ekstrakulikuler
Masalah yang berkaitan dengan
bimbingan belajar /ekstrakulikuler adalah kurang bisa mengkondisikan kelas. Kebetulan penulis mengajar ekstrakulikuler BTA di kelas X IPA 3. Hal ini
disebabkan karena waktu pelaksanaan
ektrakulikulernya sehabis pulang sekolah, jadi mereka pada ingin segera pulang,
terkadang ada yang bolos pulang, ada yang pergi ke kantin, ada yang masih di
mushola. Hal inilah yang membuat siswa malas mengikuti ekstrakulikuler.
Faktor lainnya yaitu siswa yang
dahulunya lulusan SMP belum bisa lancar membaca Al-Qur’an, bahkan tidak
mengerti membaca Al-Qur’an dengan jadwid yang benar. Menulis Al-Qur’anpun
termasuk kendalan yang dihadapi para siswa.
Mengenai jadwal ekstrakulikuler yang terbentur dengan jadwalnya
ekstrakulikuler yang lain, seharusnya ada konfirmasi terlebih dahulu dari pihak
siswanya dan pengampu ekstrakulikuler tersebut.
D.
Partisipasi di
Sekolah Praktikan
Penyebab dari permasalahan kegiatan
diluar KBM adalah kurangnya
komunikasi antar mahasiswa PPL. Karena di MAN 2 Semarang ada 5 universitas yang
menempatkan mahasiswa PPLnya di sana. Misalnya ketika di tugasi menjadi Guru
Piket, sering terjadi sedikit konflik antar mahasiswa PPL. Mulai dari
meninggalkan lobi tidak lapor dengan koordinasi tim piket pada hari itu,
sehingga lobi kosong. Misalnya ada orang tua siswa menitipkan sesuatu di
penitipan, namun mahasiswa PPL yang bertugas tidak tanggung jawab, dan
menjadikan masalah baru. Sehingga pihak sekolah terkadang sedikit kecewa
terhadap kinerja mahasiswa PPL.
E.
Proses
Bimbingan dengan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing Lapangan
Dalam proses bimbingan dengan guru
pamong, penulis tidak menemukan masalah yang begitu signifikan. Penulis
dengan sabar selalu minta bimbingan
untuk praktik mengajar selanjutnya agar bisa memperbaiki kekurangan penulis
selama mengajar. Tetapi dalam
bimbingan guru pamong selalu memberikan motivasi serta masukan yang baik.
Mengenai bimbingan dengan DPL, selama
kurang lebih 2 bulan kegiatan PPL, Dosen Pembimbing Lapangan melakukan
kunjungan … kali, penulis merasa bahwa bimbingan dengan DPL kurang maksimal
karena keterbatasan waktu yang dimiliki DPL untuk melakukan kunjungan di
sekolah praktikan.
Seharusnya DPL tetap berpegang pada
komitmen untuk melakukan kunjungan dan bimbingan. Karena hal ini dapat menjadi
penambah semangat motivasi bagi penulis untuk praktek mengajar dengan baik. Untuk itu penulis harapkan untuk PPL yang akan datang DPL sering-sering
mengunjungi para praktikan, karena hal ini secara tidak lagsung memberikan
motivasi kepada para praktikan.
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
A.
Penyusunan RPP
Atas bimbingan dari guru pamong,
akhirnya masalah-masalah dalam penyusunan RPP dapat diatasi, diantaranya:
1.
Masalah yang berk
2.
aitan dengan perbedaan model penyusunan RPP, akhirnya penulis diberi soft file RPP oleh guru pamong
sehingga dapat mempermudah penyusunan RPP dengan benar.
3.
Dalam hal pemilihan metode
mengajar, penulis harus melakukan pendekatan dengan siswa untuk mengenal
karakter masing-masing, sehingga dapat ditentukan metode mengajar yang tepat
sesuai dengan siswa.
B.
Latihan
Praktik Mengajar
Penanggulangan
masalah yang berkaitan dengan latihan praktik mengajar diantaranya:
1.
Karakter anak dalam satu kelas
pasti berbeda-beda, penulis telah memaparkan permasalahan dalam latihan praktik
mengajar yang salah satunya adalah managemen kelas. Untuk membuat kelas menjadi
semangat perlu diadakan warming-up terlebih dahulu sehingga siswa ingin tahu
apa yang akan mereka pelajari. Selain itu guru juga harus tegas kepada siswa
yang membuat kegaduhan agar tidak mengganggu siswa lainnya.
2.
Seorang guru harus bisa mengatasi
permasalahan yang mungkin muncul. Misalnya
sedikitnya materi LKS yang di miliki siswa, sehingga penulis harus
pintar-pintar mencari tambahan bahan ajar dan menerapkan metode yang menarik
agar pembelajaran bisa berjalan dengan lancer.
C.
Bimbingan
Belajar /Ekstrakulikuler
Masalah yang berkaitan dengan bimbingan belajar /ekstrakulikuler
adalah kurang bisa
mengkondisikan kelas. Kebetulan penulis
mengajar ekstrakulikuler BTA di kelas X IPA 3. Hal ini
disebabkan karena waktu pelaksanaan
ektrakulikulernya sehabis pulang sekolah, jadi mereka pada ingin segera pulang,
terkadang ada yang bolos pulang, ada yang pergi ke kantin, ada yang masih di
mushola. Hal inilah yang membuat siswa malas mengikuti ekstrakulikuler.
Upaya penanggulangan masalah ini
adalah pihak PPL harus sering melakukan pemantauan siswa-siswa yang belum bisa dalam bidang BTA. Dan melahnya
sedikit demi sedikit tanpa ada paksaan. Sering mengijinkan siswa yang lulusan
dari SMP untuk mempraktikan membaca Al-Qur’an.
D.
Partisipasi di
Sekolah Praktikan
Mengajar bukanlah satu-satunya
kegiatan selama PPL, namun mahasiswa praktikan diharapkan berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan oleh pihak sekolah. Dari pihak
sekolah mengharapkan agar mahasiswa praktikan lebih progresif sehingga praktikan PPL akan lebih memaknai
guru yang sebenarnya. Oleh karena itu, komunikasi dengan mahasiswa PPL lain dan
juga pada pihak sekolah sangat diperlukan agar kegiatan-kegiatan yang
direncanakan dapat berjalan dengan baik.
E.
Proses
Bimbingan dengan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing Lapangan
Sejauh ini penulis tidak menghadapi
masalah yang begitu signifikan dalam proses bimbingan dengan guru pamong. Guru
pamong selalu memberi masukan yang membangun kepada penulis agar penulis bisa
lebih baik dalam mengajar dari hari sebelumnya.
Dalam proses bimbingan dengan DPL,
penulis merasa kurang maksimal karena beliau mengunjungi tim PPL hanya beberapa
kali saja dan pertemuan terakhir DPL
melakukan penilaian, hal ini dikarenakan karena keterbatasan waktu yang
dimiliki DPL. Karena keterbatasan waktu yang dimiliki DPL, penulis memanfaatkan
waktu kunjungan DPL untuk berkonsultasi demi kelancaran tugas PPL.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan PPL adalah
salah satu program yang bertujuan untuk membimbing mahasiswa ke arah
terbentuknya pribadi yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap. Selain
itu kegiatan PPL juga untuk melatih dan meningkatkan kompetensi keguruan
mahasiswa agar dapat terampil melaksanakan tugas-tugas kependidikan.
Kegiatan PPL tentu tidak lepas dari
masalah yang dihadapi, faktor-faktor penyebab masalah dan upaya penanggulangan
masalah tersebut. Dengan melaksanakan kegiatan PPL, penulis bisa
menerapkan teori yang diperoleh dari
kegiatan perkuliahan.
Dari pelaksanaan Praktik Pengalaman
Lapangan(PPL) di MAN 2 Semarang, dapat
diambil kesimpulan antara lain:
1.
Seorang guru hendaknya siap dengan
perangkat pembelajaran, mampu menggali informasi dari siswa, memilih media yang
tepat, mampu mengkondisikan kelas, melakukan umpan balik kepada siswa, dan
melakukan evaluasi.
2.
Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan akan berjalan efektif apabila adanya komunikasi yang baik antara
siswa dan guru
3.
Guru harus mampu mencipatakan kondisi belajar mengajar yang menyenangkan
bagi siswa.
4.
Guru harus siap dengan segala
kemungkinan yang mungkin muncul selama proses pembelajaran dan melakukan
kegiatan-kegiatan yang bisa membangkitkan semangat belajar siswa.
5.
Selama berlangsungnya proses
belajar mengajar, guru harus
berperan sebagai guru yang profesional.
B.
Saran
Adapun saran
yang dapat dipraktikan antara lain:
1.
Mahasiswa dan DPL harus sering
berkomunikasi. Sebagai contoh ketika akan diadakan penilaian, DPL tidak
memberikan kabar mengapa tidak bisa hadir sesuai jadwal yang telah disepakati
dengan mahasiswa. Hal ini akan menimbulkan kesan yang buruk terhadap sekolah
praktikan.
2.
Praktikan dan guru pamong harus selalu menjaga komunikasi yang baik agar
tidak muncul kesan yang buruk.
3.
Mahasiswa hendaknya tidak merasa
terbebani dengan tugas-tugas dari guru pamong. Tugas-tugas dari guru pamong
akan memberikan manfaat di kemudian hari, apalagi kita memang dipersiapkan
untuk menjadi seorang guru.
4.
Untuk kegiatan sekolah, seharusnya
lebih intens melakukan komunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman pihak
sekolah dengan pihak PPL, meskipun kegiatan berjalan dengan lancar namun
alangkah baiknya jika kita lebih sering berkomunikasi.
C. PENUTUP
Demikianlah laporan ini penulis susun, penyusunan laporan ini tentu
tidak terlepas dari kekurangan oleh karena itu saran serta kritik yang
konstrutif sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar